Breaking News
Loading...

Sejumlah Faktor Eksistensi Syiah Houthi di Yaman

Syiahindonesia.com - Munculnya gerakan Houthi yang sudah beberapa tahun mengontrol sebagian kawasan Yaman utara merupakan akumulasi dari sejumlah faktor internal dan eksternal. Di antara faktor internal yang mendorong pendirian gerakan Houthi, menurut para elite kelompok militan ini, adalah kemiskinan dan keterbelakangan yang melanda rakyat Yaman serta korupsi yang menimpa pemerintah.

Serangkaian aneksasi AS di Irak (dan Afghanistan) atau Israel di Palestina juga turut andil dalam pembentukan gerakan Houthi. Pengaruh Hezbollah, salah satu faksi politik-agama militan Syiah Lebanon, juga tidak bisa diabaikan, lansir kompas.id (9/9/24).

Sejak 1990-an, para elite Houthi menjalin jejaring dengan petinggi Hezbollah meskipun keduanya dari aliran Syiah yang berbeda. Di Timteng, pengaruh Hezbollah tidak hanya terbatas di Lebanon, tetapi juga di kawasan lain. Dulu di Arab Saudi juga ada Hezbollah Hijaz, di Kuwait ada Hezbollah Kuwait, dan lain-lain.

Hezbollah dibentuk pada awal 1980-an oleh para tokoh Syiah Lebanon pengikut mendiang Imam Khomeini untuk melawan agresi militer Israel di Lebanon. Iranlah yang mendanai dan melatih milisi Hezbollah. Iran sendiri mengirim ribuan personel dari Penjaga Revolusi ke Lebanon untuk membantu Hezbollah.

Pendirian gerakan radikal Houthi bisa juga lantaran dipicu oleh kegagalan partai Hizb al-Haqq dalam menarik suara rakyat dalam Pemilu 1997 dan 2003. Bisa jadi kegagalan berjuang lewat jalur politik ini mendorong Hussein al-Houthi dan loyalisnya memilih ”jalur singkat” insurgensi dengan cara perlawanan fisik dan pemberontakan bersenjata untuk menguasai Yaman utara.

Faktor yang tidak kalah penting adalah keinginan untuk melakukan ”revivalisme” (kebangkitan kembali) otoritas kekuasaan politik-agama Syiah Zaidiyah yang pernah berkuasa di Yaman utara selama berabad-abad setelah hengkangnya Dinasti Ayub.

Motivasi membangkitkan otoritas politik atau kekuasaan lama ini juga disinyalir yang menjadi alasan dan agenda tersembunyi Taqiyuddin al-Nabhani ketika mendirikan Hizbut Tahrir pada awal 1950-an, yakni untuk mewujudkan kembali kekuasaan leluhurnya (Bani Nabhan), yaitu Dinasti Nabhani (Daulah Nabahina) yang pernah menguasai sebagian wilayah Timteng (khususnya Oman) selama beberapa-abad setelah berhasil mengudeta Bani Saljuk. (albert)





************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!

Artikel Syiah Lainnya

0 komentar: