Syiahindonesia.com, SOLO — Sejumlah ormas mulai dari Jemaat Ahmadiyah Indonesia (JAI) Solo sampai Syiah mengikuti seminar dan workshop mengenai moderasi Islam untuk membina kerukunan dan pemahaman antarsektarian di Masjid Raya Sheikh Zayed, Solo, Selasa (10/9/2024).
Selain Ahmadiyah dan Syiah, turut terlibat sebagai peserta yakni para anggota atau pengurus, antara lain Pimpinan Wilayah Ikatan Pelajar Muhammadiyah (PW IPM) Jawa Tengah, Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama, lansir soloraya.solopos.com (11/9/24).
Kemudian Lembaga Dakwah Komunitas (LDK) Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), dan Jam’iyyah Al-Qurra wa Al-Huffazh (JQH) Universitas Islam Negeri Raden Mas Said
Sementara Direktur Operasional Masjid Sheikh Zayed Solo, Munajat, dan pemimpin redaksi Newsa.id Maria Fauzi menjadi narasumber. Munajat menjelaskan mengenai pembangunan Masjid Raya Sheikh Zayed didanai Uni Emirat Arab (UEA). Bahkan pengurus dan biaya operasional masjid melibatkan UEA sampai saat ini.
Masjid Raya Sheikh Zayed didirikan dengan visi mempromosikan budaya Islam yang toleran dan meningkatkan komunikasi lintas budaya. Menurut dia, moderasi beragama bukan hanya sebatas pola pikir namun berkaitan dengan konteks kehidupan yang lebih luas.
Dia menjelaskan UEA merupakan negara maju di mana masyarakat bisa hidup dengan hedonisme, antara lain menggunakan batu mulia maupun emas untuk dinding bangunan dan mudah menjumpai supercar di jalanan. Para ulama UEA khawatir para generasi muda terancam dengan hedonisme. (albert)
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
0 komentar: