40 masalah syiah
Penulis
Emelia Renita
Penerbit
IAJBI
Kesesatan-kesesatan
Renita mengaggap bahwa istri-istri Nabi bukanlah bagian dari ahlul bait, halaman 23.
Kepimpinan Ali bin abi Thalib berdasarkan al-Qur’an surah al-maidah: 55, bahwa ayat tersebut bericara mengenaii keimamahan Ali, halaman 25.
Kedustaan Emelia tentang ahlul sunnah wal jamaah, banyaknya tafsir al-qur’an berbicara mengenai keimamahan Ali bin Abi Thalib, halaman 26
Kedustaan Emelia al-qur’an banyak berbicara mengenai Ali bin Abi Thalib, halaman 27.
Kedustaan Emelia, bahwa tidak ada dalil satupun untu mengikuti ahlussunnah wal jamaah baik dalam al-ur’an maupun hadits, halaman 30.
Syiah lebih merujuk kepada mushaf Fatimah dari pada Al_-Qur’an, halaman 36.
Bertaqiyahnya syiah mengenai ahlul sunnah dan tahrif al-Qur’an, halaman 39.
Menuduh Umar bn Khatab sebagai pentahrif al-Qur’an, halaman 41.
Menuduh Utsman Bin Affan sebagai pentahrif Al-Qur’an, halaman 42.
Bukti syiah mentahrif al-Qur’an, halaman 43.
Menuduh Ibnu Hajar al-asqolani sebgaio orang yang bodoh dan tidak paham hadits, halaman 54.
Hadits dhoif syiah, yang sudah menentukan imam dan nama imam-imam mereka, halaman 55.
Syiah mengatkan bahwa hadits untuk berpegang teguh dengan al-qur’an dan As-sunnah ialah hadits dhoif, halaman 58.
Syiah mengatkan jika sahabat nabi semuanay adil itu bertentangan dengan al-Qur’an, hadist, akal sehat dan sejarah, halaman 76.
Syiah menuduh ustman bin Affan sebagi orang yang lari dari medan perang, halaman 79.
Memfitnah dan menuduh sahabat nabi adalah orang-orang yang tidak mau ikut berperang bersama nabi, halaman 78.
Syiah mendistorsikan sejarah para sahabat senior nabi, halaman 84.
Emelia tidak paham sejarah dan hadits, dia membolehkan melaknat Abu Bakar karena orang syiah menganggap bahwa Abu bakar dan Umar telah menyakiti Fatimah, halaman 90.
Dalil-dalil syiah tentang kemaksuman para imam, halaman 93.
Syiah salah kaprah dalam memahami hadits imamah, halaman 98.
Syiah mengaku banyak riwayat yang turun tentang Ali bin abi Thalib, halaman 100.
Syiah menganggap bahwa imam mhadi akan muncul dari keturunan Husain, halaman 103.
Abu thalib di mata syiah ialah orang muslim dan beriman dan amal Ali bin ABi Thalib sama dengan amalnya Abu Thalib, halaman 106.
Syiah mengatakan bahwa ulama-ulama ahlusunnah banyak menyimpang karena mereka mereka tidak menganggap Abu Thalib adalah seorang muslim, halaman 107.
Syiah membawa hadits-hadits palsu tentang berimannya Abu Thalib, halaman 110.
Syiah salah dalam menafsirkan ayat, bahwa taqiyah merupakan printah dari al-Qur’an, halaman 112.
Pengakuan syiah taqiyah cara mereka melindungi syiah dan pendukung mereka, halaman 115.
Syiah memlki aqidah raj’ah dan salah dalam menafsirkan al-qur’an tentang raj’ah, halaman 118.
Syiah menganggap bahwa rukun imam dan rukun islam adalah rumusan dari ulama dan bukan dari hadits Rasulullah, halaman 121.
Imam syiah tidak tidur semalampun menyamakan dia dengan Allah, halaman 124.
Para imam syiah menyamakan mereka dengan Allah, yang bisa mengetahui apa yang sudah terjadi, sedang terjadi dan yang akan terjadi, halaman 125.
Ziyarah ke makam para imam dan ahlull bait adalah perbuaan yang dianjurkan dalam syiah, halaman 131.
Syiah berdusta mengenai Fatimah seringnya Fatimah menziarahi Hamzah dan melakukan shalat di sisi kuburan tersebut, halaman 133.
Azan syiah menambah dnegan lafadz, hayyala khairil amal, halaman 140.
Syiah menyalahi umar bin khatab tentang lafadz azan yang dihganti, halaman 141.
Syiah mensyariatkan bersujud di atas tanah karbala ketika shalat, halaman 173.
Syiah tidak berbuka puasa ketika adzan dikumandangkan bahkan batal puasa orang yang berbuka pas waktu adzan, halaman 188.
Syiah tidak melakukan shalat tarawih sebagaiman kaum muslimin dengan alas an bahwa shalat tarawih itu adalah ciptaan umar bin khatab halaman 196.
Syiah menolak hadits tentang tidak bolehnya kita meratapi mayat, dan yang melarang meratapi mayat ialah Umar bin Khatab, halaman 210.
Syiah membolehkan nikah mut’ah, halaman 218.
Syiah menuduh bahwa yang melarang nikah ut’ah adalah umar bin khatab, halaman 220.
Syiah mengatkan bahwa hadits yang melarang nikah mut’ah adalah hadits dhoif, halaman 222.
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
0 komentar: