Syiahindonesia.com - Diantara doktrin syiah adalah takfir atau mengkafirkan Sahabat Nabi dan takfir Ahlussunnah wal Jama’ah, demikian yang disampaikan oleh Ahmad Rofiqi Lc, M.Pd pada Rabu (20/11/2024) malam tidak menyurutkan niat puluhan murid untuk menghadiri kuliah singkat Sekolah Pemikiran Islam (SPI) Angkatan 14 di aula Institute for the Study of Islamic Thought and Civilization (INSISTS), Jakarta Selatan. Di pekan ketiga belas SPI 14 ini, tema yang diangkat adalah “Sejarah dan Doktrin Syiah”.
“Mereka (negara Syiah) tampak serius membela Palestina dan melawan Israel. Mulai dari Houthi di Yaman, Hizbullah di Lebanon, hingga Iran yang melawan sampai presidennya gugur. Oleh karena itu, kita harus jeli dalam melihat isu Syiah ini,” papar pendiri Pesantren Tamaddun Jatinangor ini. “Meski pun begitu, Palestina – khususnya Gaza – tidak terindikasi berafiliasi sama sekali dengan Syiah,” tambahnya.
Rofiqi melanjutkan dengan menjelaskan bahwa doktrin poros ajaran Syiah adalah imamah. Hal ini berkonsekuensi pada takfir sahabat nabi, takfir ahlussunah, tahrif Qur’an, taqiyah, dan akidah bada’. Ia juga memaparkan, Rukun Iman dan Rukun Islam Syiah berbeda dengan yang Sunni yakini, karena terdapat konsep imamah dan wilayah (kewalian). Lebih lanjut lagi, Qur’an dan hadits Syiah pun berbeda. Syiah mengklaim Qur’an yang ada saat ini kurang, karena disembunyikan sahabat dan menganggap perkataan imam setara dengan hadits Rasulullah Muhammad.
Lalu, pria kelahiran Madiun itu menceritakan empat fase perkembangan Syiah dari mulai politis, ideologis, teologis, hingga menjadi institusi politik. Rofiqi menjelaskan, Syiah mengalami kebangkitan pertama pada Dinasti Shafawi (tahun 1500 M) dan Qajar (tahun 1787 M). Lalu terjadi kebangkitan kedua dimulai dari revolusi Iran dan menyebar ke Lebanon, Syria, Irak, dan Yaman. sabili.id
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
0 komentar: