Yunus bin Abdul A’la murid senior Imam Asy Syafi’i lainnya mengatakan: Aku pernah mendengar Imam Asy Syafi’i rahimahullah mengatakan, “Aku membolehkan persaksiannya semua ahli bid’ah, kecuali Syi’ah Rafidhah, karena mereka itu saling memberi ‘kesaksian baik’ antara satu dengan lainnya” (Manaqib Syafi’i, karya Imam Baihaqi 1/468).
Syiahindonesia.com - Imam Asy-Syafi’i bernama lengkap Muhammad bin Idris bin Al-Abbas bin Utsman bin Syaafi’ bin As-Saaib bin Ubaid bin Abd Yaziid bin Haasyim bin Al-Muthallib bin Abdi Manaaf. Nasab beliau bermuara kepada Abdu Manaaf kakek buyut Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam .
Beliau lahir di Ghaza ( Palestina ) pada tahun 150 Hijriah. Pada tahun itu pula Imam Abu Hanifah An-Nu’man bin Tsaabit Al-Kuufi wafat.
Imam Asy-Syafi’i menikah dengan Hamidah binti Nafi` bin Unaisah bin Amru bin Utsman bin Affan. Dari pernikahan ini beliau dikarunia dua anak laki dan satu anak perempuan.
Beliau seorang mufti besar, pendiri mazhab Syafi'i . Dasar mazhabnya: Al Quran, Sunnah, Ijma’ dan Qiyas. Dia juga tidak mengambil Istihsan (menganggap baik suatu masalah) sebagai dasar mazhabnya, menolak maslahah mursalah, perbuatan penduduk Madinah .
Imam Syafi’i mengatakan,”Barangsiapa yang melakukan istihsan maka ia telah menciptakan syariat,”. Penduduk Baghdad mengatakan,”Imam Syafi’i adalah nashirussunnah (pembela sunnah),”
Hanya saja, Imam Syafi’i tidak lepas dari cobaan dan tuduhan seperti halnya para ulama lainnya. Imam adz-Dzahabi berkata: “Al-Hafizh Abu Bakar al-Khathib menulis sebuah kitab tentang hujjah-nya Imam asy-Syafi’i, sehingga tidak ada yang mencelanya kecuali orang yang hasad dan jahil tentang keadaannya.
Ajaibnya, ucapan bathil yang keluar dari mulut mereka malah mengangkat derajat Imam asy-Syafi’i. Demikianlah Sunnatullaah pada hamba-Nya.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَكُونُوا كَالَّذِينَ آذَوْا مُوسَىٰ فَبَرَّأَهُ اللَّهُ مِمَّا قَالُوا ۚ وَكَانَ عِنْدَ اللَّهِ وَجِيهًا
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menjadi seperti orang-orang yang menyakiti Musa, maka Allah membersihkannya dari tuduhan-tuduhan yang mereka katakan. Dan adalah dia seorang yang mempunyai kedudukan terhormat di sisi Allah.” (QS. al-Ahzab: 69)
Di antara tuduhan yang dialamatkan kepada beliau adalah bahwa beliau memiliki pemikiran Syi’ah Rafidhah , tetapi ini tuduhan dusta yang dibantah sendiri oleh Imam Syafi’i dalam sya’irnya yang sering beliau senandungkan::
"Seandainya rofidhi adalah mencintai keluarga Muhammad
Maka saksikanlah bahwa saya adalah seorang rofidhoh.
Sungguh benar kata Imam adz-Dzahabi: “Barangsiapa menuduh Syafi’i memiliki pemikiran syi’ah maka dia telah berbuat dusta, tidak mengetahui apa yang dia ucapkan.
Imam Ahmad mendefinisikan Rafidhah adalah orang-orang yang bara’ (berlepas diri) dari para sahabat Nabi, mencela dan mencaci mereka.
Sedangkan menurut Syaikh Ismail bin Muhammad Al-Ashbahani, Rafidhah adalah orang-orang yang meninggalkan Zaid bin Ali karena tidak mau bara’ dari Abu bakar dan Umar. Mereka juga mencaci Abu Bakar, Umar dan orang-orang yang mencintai keduanya, serta membolehkan untuk memerangi umat.
Lucunya, ada yang menuduh Imam Syafi'i berpikir seperti itu. Seandainya beliau adalah syi’ah, maka tidak mungkin beliau mengatakan bahwa khalifah rasyidin itu lima: “Khalifah itu adalah lima: Abu Bakr, Umar, Utsman, Ali dan Umar bin Abdul Aziz”. (Lihat Manaqib Aimmah Arbaah hlm. 111 oleh Ibnu Abdil Hadi).
Imam Asy Syafi’i rahimahullah mengatakan:
أَفْضَلُ النَّاسِ بَعْدَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَبُو بَكْرٍ وَعُمَرُ وَعُثْمَانُ وَعَلِيٌّ
“Manusia paling mulia setelah Rasulullah shallallahu alaihi wasallam adalah Abu Bakar, Umar, Utsman, dan Ali” (Ma’rifat Sunan wal Atsar, karya Imam Baihaqi 1/192)
Inilah akidah Imam Asy Syafi’i rahimahullah. Adapun orang-orang Syi’ah, mereka malah mengkafirkan tiga sahabat Nabi SAW yang paling mulia tersebut.
Al Buwaithi, murid senior Imam Asy Syafi’i, mengaku sempat bertanya: “Apakah boleh aku salat di belakang orang berpaham (syi’ah) rafidhah?”
Imam Asy Syafi’i menjawab: “Janganlah salat di belakang orang yang berpaham Syi’ah Rafidhah, atau orang berpaham Qadariyah, atau orang berpaham Murji’ah!”.
Al Buwaithi mengatakan: “Sebutkanlah sifat mereka kepada kami!”
Imam Syafi’i menjawab: “Barangsiapa mengatakan bahwa iman itu perkataan saja, maka ia seorang Murji’ah. Barangsiapa mengatakan bahwa Abu Bakar dan Umar bukan imam, maka ia seorang Syiah Rafidhah. Barangsiapa menjadikan kehendak untuk dirinya, maka ia seorang Qadariyah” (Lihat Siyaru A’lamin Nubala, karya Imam Dzahabi 10/31).
Yunus bin Abdul A’la murid senior Imam Asy Syafi’i lainnya mengatakan: Aku pernah mendengar Imam Asy Syafi’i rahimahullah mengatakan, “Aku membolehkan persaksiannya semua ahli bid’ah, kecuali Syi’ah Rafidhah, karena mereka itu saling memberi ‘kesaksian baik’ antara satu dengan lainnya” (Manaqib Syafi’i, karya Imam Baihaqi 1/468).
Sikap Imam Asy Syafi’i rahimahullah kepada pemeluk Syiah Rafidhah sangat keras. Yunus bin Abdul A’la juga mengatakan: "Aku pernah mendengar Imam Syafi’i, bila menyebut kelompok Syiah Rafidhah, beliau mencela mereka dengan celaan yang paling buruk, lalu beliau mengatakan: “mereka itu komplotan yang paling jahat!” (Lihat Manaqib Syafi’i, karya Imam Baihaqi 1/468) kalam.sindonews.com
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
0 komentar: