Syiahindonesia.com, Jakarta - Bentrokan warga di distrik Kurram, Pakistan barat laut, terus berlanjut meskipun gencatan senjata sementara telah dicapai akhir minggu lalu. Jumlah korban tewas kini mencapai lebih dari 130 orang saat pihak berwenang mencoba mencari solusi.
Kurram, dekat perbatasan dengan Afghanistan, telah menjadi pusat konflik sektarian selama beberapa dekade. Ketegangan itu meluas menjadi gelombang serangan baru bulan lalu saat bentrokan antara penganut Sunni dan Syiah menewaskan puluhan orang.
Melansir Reuters, Senin (2/12/2024), pejabat administrasi distrik Wajid Hussain mengatakan 133 orang tewas dalam serangan tersebut dalam satu setengah minggu terakhir.
"Pemerintah distrik dan otoritas terkait lainnya telah memulai upaya untuk menghentikan pertikaian antara kedua komunitas tersebut, tetapi belum ada kemajuan," bebernya.
Tim pemerintah Pakistan telah memediasi kesepakatan gencatan senjata selama tujuh hari antara kedua kelompok yang bertikai itu pada Minggu lalu. Syiah dan Sunni yang bersenjata terlibat dalam persaingan kesukuan dan sektarian selama beberapa dekade atas tanah dan sengketa lainnya di Kurram.
Pihak berwenang provinsi menyebutkan jumlah korban tewas mencapai 97 orang, di mana 43 orang tewas dalam serangan awal saat orang-orang bersenjata menembaki para pengemudi yang sebagian besar adalah warga Syiah dan sisanya terbunuh dalam bentrokan balasan.
Kepala Menteri Provinsi Khyber Pakhtunkhwa, Ali Amin Khan Gandapur mengunjungi daerah tersebut pada Sabtu (30/11/2024) untuk menghadiri pertemuan besar dengan para tetua dan pemimpin suku.
"Siapa pun yang mengangkat senjata akan diperlakukan sebagai teroris, dan nasib mereka akan seperti teroris," kata Gandapur dalam pernyataan dari kantornya pada Sabtu malam, seraya menambahkan bahwa pasukan keamanan akan tetap berada di daerah tersebut.
Warga dan pejabat mengatakan jalan raya utama yang menghubungkan kota utama Kurram, Parachinar, dengan ibu kota provinsi Peshawar diblokir. Sehingga, menyulitkan proses pemindahan para korban yang terluka ke rumah sakit.
"Tim medis kami bekerja sepanjang waktu untuk melakukan operasi karena adanya hambatan untuk merujuk pasien ke rumah sakit yang lebih besar di Peshawar dan tempat lain," kata dr Syed Mir Hassan, dari rumah sakit distrik Parachinar.
Dia menambahkan bahwa mereka saat ini merawat sekitar 100 pasien yang terluka dan telah menerima 50 jenazah selama bentrokan tersebut.
Pihak berwenang provinsi menyebutkan jumlah korban tewas mencapai 97 orang, di mana 43 orang tewas dalam serangan awal saat orang-orang bersenjata menembaki para pengemudi yang sebagian besar adalah warga Syiah dan sisanya terbunuh dalam bentrokan balasan.
Kepala Menteri Provinsi Khyber Pakhtunkhwa, Ali Amin Khan Gandapur mengunjungi daerah tersebut pada Sabtu (30/11/2024) untuk menghadiri pertemuan besar dengan para tetua dan pemimpin suku.
"Siapa pun yang mengangkat senjata akan diperlakukan sebagai teroris, dan nasib mereka akan seperti teroris," kata Gandapur dalam pernyataan dari kantornya pada Sabtu malam, seraya menambahkan bahwa pasukan keamanan akan tetap berada di daerah tersebut.
Warga dan pejabat mengatakan jalan raya utama yang menghubungkan kota utama Kurram, Parachinar, dengan ibu kota provinsi Peshawar diblokir. Sehingga, menyulitkan proses pemindahan para korban yang terluka ke rumah sakit.
"Tim medis kami bekerja sepanjang waktu untuk melakukan operasi karena adanya hambatan untuk merujuk pasien ke rumah sakit yang lebih besar di Peshawar dan tempat lain," kata dr Syed Mir Hassan, dari rumah sakit distrik Parachinar.
Dia menambahkan bahwa mereka saat ini merawat sekitar 100 pasien yang terluka dan telah menerima 50 jenazah selama bentrokan tersebut. bloombergtechnoz.com
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
0 komentar: