Syiahindonesia.com - Setelah bertahun-tahun mengatakan kepada publik bahwa Amerika Serikat memiliki sekitar 900 tentara di Suriah, Pentagon mengungkapkan bahwa ada sekitar 2.000 tentara di sana -dua kali lipat dari perkiraan sebelumnya.
Berbicara kepada para wartawan pada Kamis (19/12/2024), juru bicara Pentagon Pat Ryder mengatakan bahwa pasukan tambahan AS telah berada di Suriah sejak sebelum penggulingan mantan Presiden Bashar al-Assad bulan ini, meskipun ia tidak menyebutkan jangka waktunya.
“Kami telah memberi tahu Anda secara teratur bahwa ada sekitar 900 tentara AS yang dikerahkan ke Suriah. Mengingat situasi di Suriah dan kepentingan yang signifikan, kami baru-baru ini mengetahui bahwa jumlah tersebut lebih tinggi,” kata Ryder, lansir Al Jazeera.
“Jadi, setelah diminta untuk memeriksanya, saya mengetahui hari ini bahwa, pada kenyataannya, ada sekitar 2.000 tentara AS di Suriah.”
Dia menambahkan bahwa ada 900 tentara yang bertugas dalam jangka panjang di Suriah sementara sisanya “dianggap sebagai pasukan rotasi sementara”.
Menurut Ryder, 1.100 tentara yang sebelumnya tidak diumumkan itu telah berada di Suriah “untuk sementara waktu”. Ketika didesak untuk memberikan rincian lebih lanjut oleh para wartawan, juru bicara Pentagon mengatakan bahwa mereka telah dikerahkan di sana selama berbulan-bulan.
AS mulai mengirim pasukan ke Suriah pada 2014 dengan tujuan untuk mengalahkan ISIL (ISIS), tetapi pasukan AS tetap berada di negara itu setelah kekalahan teritorial kelompok tersebut pada 2017.
Washington telah bersekutu dengan Pasukan Demokratik Suriah (SDF) yang didominasi oleh Kurdi, yang kini menguasai sebagian besar wilayah timur Suriah.
Namun, Turki, mitra NATO AS, memandang SDF sebagai ancaman bagi keamanan nasionalnya karena hubungannya dengan organisasi-organisasi bersenjata Kurdi yang dicap sebagai kelompok teroris.
Setelah para pejuang oposisi merebut wilayah barat Suriah dan menggulingkan al-Assad, mereka menghidupkan kembali pertempuran di sepanjang garis depan di bagian lain Suriah, di mana konflik telah dibekukan selama berbulan-bulan.
Para pejuang Suriah yang didukung Turki dan Hai’ah Tahrir Syam, yang mendominasi pemerintahan baru di Damaskus, telah merebut daerah-daerah yang sebelumnya dikuasai SDF selama dua pekan terakhir.
Prospek perang habis-habisan antara pasukan Suriah yang didukung oleh Turki dan SDF telah menimbulkan pertanyaan tentang peran masa depan pasukan AS di Suriah.
Pada Kamis, Ryder mengatakan bahwa tidak ada rencana perubahan pada kehadiran militer AS di negara tersebut.
“Tidak ada rencana untuk menghentikan misi ‘mengalahkan ISIS’. Maksud saya, sekali lagi, ISIS terus mempertahankan atau menimbulkan ancaman yang signifikan,” katanya.
Di luar pasukannya di Suriah timur, AS mengatakan bahwa mereka terlibat langsung dengan otoritas baru di Damaskus, meskipun secara resmi masih mencap HTS sebagai kelompok “teroris”. (haninmazaya/arrahmah.id)
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
0 komentar: