Breaking News
Loading...

Bid’ah dalam Perayaan Asyura: Ritual Syiah yang Bertentangan dengan Sunnah


Syiahindonesia.com
- Perayaan Asyura dalam tradisi Syiah dikenal dengan ritual-ritual tertentu yang sering dianggap menyimpang dari ajaran Islam yang murni. Ritual ini umumnya mencakup tindakan berlebihan seperti melukai diri sendiri, berkabung secara berlebihan, dan berbagai bentuk penyiksaan tubuh untuk memperingati wafatnya Husain bin Ali di Karbala. Dalam pandangan Ahlus Sunnah wal Jama'ah, praktik-praktik ini dianggap sebagai bid’ah (inovasi dalam agama) yang tidak memiliki dasar dalam Al-Qur'an maupun hadis yang shahih.


1. Apa Itu Perayaan Asyura?

Dalam tradisi Islam, Hari Asyura adalah hari ke-10 dari bulan Muharram yang memiliki sejarah penting. Ahlus Sunnah memperingatinya sebagai hari berpuasa yang disunnahkan oleh Rasulullah ﷺ, sebagaimana disebutkan dalam hadis:

"صيام يوم عاشوراء أحتسب على الله أن يكفر السنة التي قبله"
"Puasa pada hari Asyura, aku berharap kepada Allah agar menghapus dosa-dosa tahun sebelumnya." (HR. Muslim, no. 1162)


2. Praktik-praktik Syiah dalam Perayaan Asyura

Syiah memperingati Asyura dengan berbagai ritual, seperti:

  1. Tatbir: Melukai kepala atau tubuh dengan senjata tajam hingga berdarah.
  2. Latmiya: Menampar dan memukul dada sebagai bentuk duka cita.
  3. Berjalan di atas bara api dan tindakan menyiksa diri lainnya.

3. Dalil yang Digunakan Syiah

Syiah sering mengklaim bahwa tindakan-tindakan tersebut adalah bentuk kecintaan dan kesetiaan kepada Husain bin Ali yang syahid di Karbala. Mereka juga merujuk pada beberapa riwayat yang tidak otentik yang mendorong peringatan ekstrem atas tragedi ini.


4. Pandangan Ahlus Sunnah

Ahlus Sunnah wal Jama'ah menolak keras praktik-praktik tersebut karena bertentangan dengan sunnah Rasulullah ﷺ yang melarang tindakan berlebihan dalam berkabung dan melukai diri sendiri. Rasulullah ﷺ bersabda:

"لَيْسَ مِنَّا مَنْ لَطَمَ الْخُدُودَ، وَشَقَّ الْجُيُوبَ، وَدَعَا بِدَعْوَى الْجَاهِلِيَّةِ"
"Bukan termasuk golongan kami orang yang menampar pipi, merobek pakaian, dan menyeru dengan seruan Jahiliyah." (HR. Bukhari, no. 1294; Muslim, no. 103)


5. Bahaya Bid’ah dalam Agama

Islam menekankan pentingnya menjalankan ibadah sesuai dengan ajaran Rasulullah ﷺ tanpa menambah atau mengurangi. Tindakan bid’ah dalam agama, termasuk ritual Asyura yang berlebihan, hanya akan menjauhkan umat dari jalan kebenaran. Rasulullah ﷺ memperingatkan:

"وَإِيَّاكُمْ وَمُحْدَثَاتِ الْأُمُورِ، فَإِنَّ كُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ، وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ"
"Jauhilah hal-hal baru dalam agama, karena setiap hal baru adalah bid’ah, dan setiap bid’ah adalah kesesatan." (HR. Abu Dawud, no. 4607)


6. Sikap Islam terhadap Duka Cita

Islam mengajarkan kesabaran dan keikhlasan dalam menghadapi musibah. Berlebihan dalam berkabung, seperti melukai diri sendiri, adalah tindakan yang dilarang. Para sahabat Nabi ﷺ pun menghadapi berbagai musibah dengan sabar tanpa tindakan-tindakan ekstrem seperti yang dilakukan dalam perayaan Asyura versi Syiah.


Kesimpulan

Ritual Syiah dalam memperingati Asyura dianggap sebagai bid’ah yang tidak memiliki dasar syar’i dalam Al-Qur'an maupun hadis. Ahlus Sunnah menegaskan bahwa Islam mengajarkan kesederhanaan, kesabaran, dan pengendalian emosi dalam menghadapi musibah, bukan dengan tindakan-tindakan yang melampaui batas syariat.

(albert/syiahindonesia.com)



************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!

Artikel Syiah Lainnya

0 komentar: