Breaking News
Loading...

Kebencian Kaum Syi'ah terhadap Abu Bakr dan ‘Umar serta Hukum Nashibi dalam Kitab-Kitab Mereka

 



Oleh: Zulkarnain Elmadury

Pendahuluan

Di antara bukti nyata kesesatan Syi’ah adalah sikap mereka terhadap para sahabat Nabi ﷺ, terutama Abu Bakr dan ‘Umar Radhiyallahu ‘Anhuma. Kebencian ini bukan sekadar opini atau anggapan, melainkan termaktub jelas dalam kitab-kitab mereka. Salah satu contoh ekstrim adalah pernyataan yang menyebutkan bahwa mencintai Abu Bakr dan ‘Umar menyebabkan seseorang tidak akan masuk surga.

Penghinaan terhadap Abu Bakr dan ‘Umar

Dalam kitab-kitab mereka, ditemukan kutipan yang berbunyi:

"من أحب أبا بكر وعمر لا يدخل الجنة"
"Barangsiapa yang mencintai Abu Bakr dan 'Umar, maka ia tidak akan masuk Surga."

Pernyataan ini jelas bertentangan dengan ajaran Islam yang sesungguhnya, di mana Rasulullah ﷺ sendiri memuji Abu Bakr dan ‘Umar sebagai pemimpin terbaik setelah beliau. Bahkan, banyak hadits shahih yang menyatakan keutamaan keduanya.

Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim, Rasulullah ﷺ bersabda:

"اقتدوا باللذين من بعدي أبي بكر وعمر"
"Ikutilah dua orang setelahku, yaitu Abu Bakr dan ‘Umar." (HR. Tirmidzi, no. 3662, dishahihkan oleh Al-Albani)

Hadits ini menunjukkan bahwa Abu Bakr dan ‘Umar adalah panutan umat Islam, bukan orang yang harus dibenci.

Hukum Nashibi Menurut Ulama Syi'ah

Nikmatullah Al-Jazairy, salah satu ulama besar Syi'ah, dalam kitabnya Al-Anwar An-Nu’maniyyah menegaskan bahwa Abu Hanifah disebut sebagai Nashibi—sebutan bagi orang yang mereka anggap sebagai musuh Ahlul Bait.

Padahal, Abu Hanifah dikenal sebagai seorang alim yang menghormati Ahlul Bait, bahkan mengkhususkan waktu untuk menuntut ilmu dari mereka. Namun, karena beliau berbeda pendapat dalam beberapa hal, ia tetap dianggap sebagai musuh oleh kaum Syi'ah.

Lebih mengerikan lagi, dalam kitab-kitab mereka, Syi'ah membolehkan pembunuhan terhadap orang-orang yang mereka anggap sebagai Nashibi. Berikut kutipan dari Al-Anwar An-Nu’maniyyah (2/307):

"إِنَّ النَّاصِبِيَّ دَمُهُ حَلَالٌ، وَلَكِنْ احْفَظْ نَفْسَكَ، فَإِنِ اسْتَطَعْتَ أَنْ تَطْرَحَ عَلَيْهِ جِدَارًا أَوْ تُغْرِقَهُ فِي الْمَاءِ، حَتَّى لَا يَشْهَدَ بِذَلِكَ عَلَيْكَ، فَافْعَلْ !"
"Nashibi darahnya halal, akan tetapi lindungilah dirimu, jika kau mampu untuk menindihkan dinding kepadanya, atau menenggelamkannya di air agar tidak ada yang menjadi saksi atas perbuatanmu, maka lakukanlah!"

Bahkan, mereka juga menghalalkan harta Ahlus Sunnah dengan menyatakan:

"قُلْتُ: مَا تَقُولُ فِي مَالِهِ؟ قَالَ: خُذْ مَا قَدَرْتَ عَلَيْهِ!"
"Aku berkata: Bagaimana pendapatmu tentang hartanya?" Ia berkata: "Ambillah semampumu!"

Kesimpulan

Pernyataan dalam kitab-kitab Syi'ah ini menunjukkan dengan jelas kebencian mereka terhadap para sahabat Nabi ﷺ, serta kebolehan membunuh dan merampas harta Ahlus Sunnah. Hal ini merupakan bukti nyata bahwa ajaran mereka jauh dari Islam yang haq.

Sebagai Ahlus Sunnah, kita harus berhati-hati terhadap propaganda Syi'ah yang sering kali menyembunyikan ajaran sesungguhnya. Syi’ah bukan sekadar mazhab dalam Islam, melainkan ideologi yang bertentangan dengan akidah Islam yang lurus.

Semoga Allah menjaga kita dari kesesatan dan memberikan kita hidayah untuk tetap berada di jalan Ahlus Sunnah wal Jamaah.

Wallahu A’lam.



************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!

Artikel Syiah Lainnya

0 komentar: