Breaking News
Loading...

Mengapa Ahlus Sunnah Menolak Turbah dalam Sujud Syiah?

 Syiahindonesia.com – Salah satu perbedaan yang cukup mencolok antara Syiah dan Ahlus Sunnah dalam praktik shalat adalah penggunaan turbah, sebuah batu atau tanah yang biasanya berasal dari Karbala, yang digunakan oleh kaum Syiah untuk tempat sujud. Penggunaan turbah ini dianggap memiliki keutamaan khusus dalam ajaran Syiah. Namun, Ahlus Sunnah memiliki beberapa alasan teologis dan syar’i dalam menolak praktik ini.


1. Apa Itu Turbah?

Turbah adalah potongan kecil tanah yang dibentuk menyerupai lempengan, yang sering kali berasal dari Karbala, tempat wafatnya Imam Husain, cucu Nabi Muhammad ﷺ. Dalam ajaran Syiah, sujud di atas tanah dianggap sebagai bagian penting dari ibadah mereka, dan tanah dari Karbala dianggap memiliki keistimewaan yang tinggi.


2. Dalil Syiah Tentang Penggunaan Turbah

Syiah mengklaim bahwa sujud di atas tanah adalah bentuk penghormatan kepada tempat suci Karbala dan menganggap tanah itu lebih suci dibandingkan tempat lainnya. Mereka beranggapan bahwa sujud yang dilakukan di atas turbah memberikan kedekatan yang lebih besar kepada Allah.


3. Pandangan Ahlus Sunnah tentang Sujud dalam Islam

Ahlus Sunnah menekankan bahwa Nabi Muhammad ﷺ tidak pernah mengajarkan penggunaan benda khusus dalam sujud. Dalam banyak riwayat, sujud diperintahkan dilakukan di atas permukaan apa pun yang bersih dan suci, baik tanah, tikar, ataupun pakaian.

Rasulullah ﷺ bersabda:

جُعِلَتْ لِيَ الْأَرْضُ مَسْجِدًا وَطَهُورًا
"Dijadikan untukku bumi ini sebagai masjid (tempat sujud) dan alat bersuci."
(HR. Bukhari, no. 335; Muslim, no. 521)

Hadis ini menunjukkan bahwa seluruh permukaan bumi yang suci dapat digunakan untuk sujud tanpa harus menggunakan benda tertentu seperti turbah.


4. Alasan Penolakan Penggunaan Turbah oleh Ahlus Sunnah

  1. Tidak Ada Dasar dari Nabi dan Sahabat
    Nabi Muhammad ﷺ dan para sahabat tidak pernah menggunakan benda khusus untuk sujud. Mereka hanya sujud di tempat yang tersedia, baik tanah maupun tikar.

  2. Khawatir Menyeret kepada Bid'ah dan Pengkultusan Tempat
    Penggunaan turbah yang berasal dari Karbala berpotensi menimbulkan pengkultusan terhadap tempat tersebut. Islam melarang segala bentuk pengkultusan selain kepada Allah SWT.

  3. Menghindari Kesyirikan
    Ada kekhawatiran bahwa penggunaan turbah bisa menyeret umat kepada syirik jika seseorang menganggap tanah tertentu memiliki kekuatan spiritual khusus atau lebih mendekatkan diri kepada Allah.


5. Dalil Kewaspadaan Terhadap Pengkultusan Tempat

Rasulullah ﷺ sangat tegas dalam melarang pengkultusan tempat atau benda:

لَا تُشَدُّ الرِّحَالُ إِلَّا إِلَى ثَلَاثَةِ مَسَاجِدَ: الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ، وَمَسْجِدِي هَذَا، وَالْمَسْجِدِ الْأَقْصَى
"Tidak boleh melakukan perjalanan (dengan tujuan ibadah) kecuali ke tiga masjid: Masjidil Haram, Masjidku ini (Masjid Nabawi), dan Masjid Al-Aqsha."
(HR. Bukhari, no. 1189; Muslim, no. 1397)

Hadis ini menunjukkan bahwa Islam membatasi pengkhususan tempat ibadah hanya pada masjid-masjid yang telah disebutkan dalam syariat, bukan tempat atau benda lainnya.


6. Kesimpulan

Ahlus Sunnah menolak penggunaan turbah dalam sujud karena tidak memiliki dasar syar’i yang kuat dari Al-Qur'an dan Hadis. Sujud dapat dilakukan di atas permukaan apa saja yang suci dan bersih tanpa harus menggunakan benda atau tempat tertentu. Menjaga keikhlasan dan kemurnian tauhid dalam beribadah adalah inti ajaran Islam yang harus selalu dijaga.

(albert/syiahindonesia.com)




************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!

Artikel Syiah Lainnya

0 komentar: