Breaking News
Loading...

 Sanggahan atas Pernyataan “Syiah = NU + Imamah”


Syiahindonesia.com -
Dalam artikel yang dipublikasikan di Kompasiana oleh Taufik Uiek, terdapat pernyataan bahwa “Syiah = NU + Imamah.” Pernyataan ini mengimplikasikan adanya kesamaan mendasar antara paham Syiah dan Nahdlatul Ulama (NU) dengan tambahan keyakinan Syiah dalam konsep Imamah. Artikel ini akan meninjau dan membantah pernyataan tersebut dari sudut pandang Ahlus Sunnah wal Jama’ah, khususnya tradisi NU.

Perbedaan Mendasar Antara NU dan Syiah

  1. Pandangan tentang Imamah
    Dalam Syiah, Imamah adalah rukun agama yang dianggap setara dengan keimanan kepada Allah dan Rasul-Nya. Syiah meyakini bahwa para Imam adalah pemimpin yang ma’shum (terbebas dari dosa) dan memiliki otoritas spiritual dan politik setelah wafatnya Rasulullah SAW.

    Bantahan dari NU:

    • Dalam tradisi NU dan Ahlus Sunnah wal Jama’ah secara umum, konsep kepemimpinan dalam Islam (khilafah atau imamah) bukanlah bagian dari rukun iman atau rukun Islam. Kepemimpinan adalah masalah ijtihadiyah yang diserahkan kepada umat melalui musyawarah dan bukan hak keturunan tertentu.
    • Tidak ada keyakinan dalam Ahlus Sunnah bahwa pemimpin agama memiliki sifat ma’shum. Hanya Rasulullah SAW yang dijaga dari dosa dalam Islam.

    Dalil:
    وَأَمْرُهُمْ شُورَى بَيْنَهُمْ
    “Dan urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarah di antara mereka.” (QS. Asy-Syura: 38)

  2. Pandangan tentang Sahabat Nabi
    Syiah memiliki pandangan negatif terhadap sebagian besar sahabat Nabi SAW, kecuali segelintir sahabat yang mereka anggap setia kepada Imam Ali RA.

    Bantahan dari NU:

    • NU dan Ahlus Sunnah wal Jama’ah berpegang teguh pada penghormatan terhadap seluruh sahabat Nabi SAW. Dalam hadits sahih, Rasulullah SAW bersabda:
      لَا تَسُبُّوا أَصْحَابِي
      “Janganlah kalian mencela sahabat-sahabatku.” (HR. Bukhari dan Muslim)
    • Menurut pandangan Ahlus Sunnah, para sahabat adalah generasi terbaik umat ini yang telah dipuji oleh Allah SWT dalam Al-Qur’an.

    Dalil:
    رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ
    “Allah ridha kepada mereka (para sahabat), dan mereka pun ridha kepada-Nya.” (QS. At-Taubah: 100)

  3. Praktik Ibadah
    Dalam Syiah, terdapat perbedaan mencolok dalam tata cara salat, termasuk penggunaan batu turbah saat sujud, tidak bersedekap, serta penggabungan salat Maghrib dan Isya tanpa sebab khusus.

    Bantahan dari NU:

    • NU mengikuti praktik ibadah yang diwariskan langsung oleh Rasulullah SAW dan para sahabat tanpa menambahkan hal-hal baru yang tidak memiliki dasar kuat dalam Al-Qur'an dan hadits.
    • Penggunaan batu turbah dan penggabungan salat tanpa sebab tidak dikenal dalam tradisi Ahlus Sunnah dan dianggap sebagai bid'ah dalam pandangan mayoritas ulama Sunni.

Kesimpulan

Pernyataan “Syiah = NU + Imamah” adalah pernyataan yang keliru dan menyesatkan. Perbedaan mendasar antara Syiah dan NU bukan hanya terletak pada konsep Imamah, tetapi juga mencakup pandangan teologis, penghormatan terhadap sahabat Nabi, dan praktik ibadah. NU sebagai bagian dari Ahlus Sunnah wal Jama’ah berpegang teguh pada ajaran Rasulullah SAW dan para sahabatnya tanpa menambahkan keyakinan atau praktik baru yang tidak memiliki dasar dalam syariat.

Diharapkan agar umat Muslim dapat lebih berhati-hati dalam menyikapi pernyataan-pernyataan yang menyamakan paham-paham yang berbeda, terutama yang menyangkut hal-hal mendasar dalam agama Islam.



************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!

Artikel Syiah Lainnya

0 komentar: