Syiahindonesia.com - Salah satu tokoh kelompok perlawanan Palestina Hamas mengonfirmasi bahwa pemerintahan baru Suriah yang dipimpin oleh Presiden Ahmad asy Syaraa telah menyerahkan kantor pusat kelompok tersebut dan mencabut larangan terhadap Hamas yang diterapkan rezim Suriah sebelumnya.
Dilansir Egypt Window (10/2/2025), menurut tokoh Hamas tersebut, Hamas sedang mengatur pertemuan dengan para pemimpin pemerintahan baru Suriah dalam beberapa hari ke depan untuk mengucapkan selamat kepada asy Syaraa dan membahas perkembangan terkini.
Ia menjelaskan bahwa langkah ini merupakan perubahan penting dalam hubungan antara kedua pihak, terutama sejak Hamas meninggalkan Suriah pada tahun 2012 setelah menolak terlibat dalam konflik internal Suriah.
Pemimpin Hamas menekankan bahwa dukungan Iran terhadap perlawanan Palestina tidak bersinggungan dengan pengembangan hubungan antara kelompok tersebut dan pemerintahan baru Suriah.
Dia menunjukkan bahwa posisi Hamas tetap konstan sejak awal krisis Suriah. Mereka menolak untuk terlibat dalam pertempuran internal Suriah dan menekankan bahwa perannya terbatas pada perlawanan Palestina.
Hubungan antara Hamas dan Suriah sudah terjalin sejak akhir tahun 1990-an, ketika mantan Presiden Suriah Hafez al-Assad memberi lampu hijau kepada kelompok tersebut untuk beroperasi di Suriah pada tahun 1998.
Setahun kemudian, pada tahun 1999, Yordania mendeportasi pimpinan politik Hamas, termasuk kepala biro politiknya saat itu, Khaled Meshaal, ke Qatar, yang mendorong rezim Suriah untuk menyambut gerakan tersebut dan memberinya kantor pusat resmi di Damaskus.
Hubungan ini tetap kuat hingga pecahnya revolusi Suriah pada tahun 2011, yang membuat Hamas mengambil alih para demonstran. Ketika krisis meningkat, Hamas memutuskan untuk meninggalkan Suriah pada awal tahun 2012, menolak untuk mendukung rezim Suriah sebelumnya dalam menekan protes rakyat. (hanoum/arrahmah.id)
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
0 komentar: