Breaking News
Loading...

 Apakah Kesesatan Syiah Berawal dari Politik?


Syiahindonesia.com -
Sejarah kemunculan Syiah tidak bisa dilepaskan dari dinamika politik Islam setelah wafatnya Rasulullah ﷺ. Kelompok ini mengklaim bahwa mereka adalah pengikut setia Ahlul Bait, tetapi dalam praktiknya, Syiah lebih sering terlibat dalam intrik politik dibandingkan dengan upaya menjaga kemurnian ajaran Islam. Lantas, apakah benar kesesatan Syiah berawal dari politik?

1. Awal Mula Kemunculan Syiah

Sejarah mencatat bahwa Syiah muncul sebagai faksi politik yang mendukung Ali bin Abi Thalib dalam pertikaian politik setelah wafatnya Rasulullah ﷺ. Namun, dukungan ini bukan sekadar kecintaan terhadap Ahlul Bait, melainkan upaya untuk merebut kekuasaan dari khalifah yang sah.

Allah telah menegaskan dalam Al-Qur’an bahwa pemimpin haruslah orang-orang yang memiliki keadilan dan amanah:

إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُكُمْ أَنْ تُؤَدُّوا الْأَمَانَاتِ إِلَى أَهْلِهَا وَإِذَا حَكَمْتُمْ بَيْنَ النَّاسِ أَنْ تَحْكُمُوا بِالْعَدْلِ إِنَّ اللَّهَ نِعِمَّا يَعِظُكُمْ بِهِ إِنَّ اللَّهَ كَانَ سَمِيعًا بَصِيرًا

"Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan apabila kamu menetapkan hukum di antara manusia hendaklah kamu menetapkannya dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat." (QS. An-Nisa: 58)

Namun, Syiah sejak awal justru menggunakan narasi ketidakadilan dan konspirasi politik sebagai alasan untuk menolak kepemimpinan yang sah.

2. Klaim Syiah terhadap Ali bin Abi Thalib

Salah satu dasar ajaran Syiah adalah keyakinan bahwa Ali bin Abi Thalib seharusnya menjadi penerus Rasulullah ﷺ berdasarkan wasiat ilahi. Padahal, tidak ada dalil yang mendukung klaim ini.

Rasulullah ﷺ bersabda:

لَا نَبِيَّ بَعْدِي وَسَيَكُونُ خُلَفَاءُ فَيَكْثُرُونَ

"Tidak ada nabi setelahku, dan akan ada banyak khalifah setelahku." (HR. Bukhari, no. 3455)

Hadis ini menegaskan bahwa kepemimpinan setelah Nabi ﷺ tidak berdasarkan keturunan, tetapi berdasarkan musyawarah dan keadilan.

3. Peran Politik dalam Perkembangan Syiah

Syiah semakin berkembang ketika kepentingan politik mulai memainkan peran dominan. Beberapa poin penting dalam sejarah perkembangan Syiah yang dipengaruhi oleh politik:

  • Pertikaian pasca wafatnya Utsman bin Affan: Munculnya kelompok yang menolak kepemimpinan sah dan menggunakan isu penyelewengan kekuasaan untuk menggiring opini.

  • Peristiwa Karbala: Kematian Husain bin Ali dijadikan narasi politik untuk membangkitkan permusuhan terhadap pemerintahan Islam saat itu.

  • Dukungan dari Dinasti Safawi: Pada abad ke-16, Syiah diresmikan sebagai mazhab negara di Persia oleh Dinasti Safawi untuk memperkuat legitimasi politik mereka.

4. Syiah dan Pemecahbelahan Umat

Islam menyeru kepada persatuan, sebagaimana Allah berfirman:

وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا

"Dan berpegang teguhlah kamu semuanya pada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai-berai." (QS. Ali Imran: 103)

Namun, Syiah justru kerap kali memainkan peran dalam perpecahan umat Islam dengan doktrin yang bertentangan dengan prinsip Ahlus Sunnah wal Jamaah.

Kesimpulan

Dari pembahasan di atas, jelas bahwa kesesatan Syiah berawal dari kepentingan politik yang dibungkus dengan dalil-dalil agama yang tidak sahih. Sejarah telah menunjukkan bahwa Syiah lebih banyak digunakan sebagai alat politik untuk kepentingan kekuasaan daripada sebagai bagian dari ajaran Islam yang lurus.

(Albert/Syiahindonesia.com)



************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!

Artikel Syiah Lainnya

0 komentar: