Syiahindonesia.com - Salah satu aspek yang paling kontroversial dalam ajaran Syiah adalah cara mereka menafsirkan Al-Qur'an. Dalam banyak kasus, Syiah memiliki tafsiran yang berbeda dari Ahlus Sunnah wal Jamaah, bahkan sering kali menyimpang dari makna yang sebenarnya. Mereka menggunakan metode tafsir yang penuh takwil dan distorsi demi mendukung doktrin mereka, seperti konsep Imamah, Ma’sum-nya para imam, dan keberadaan Al-Qur'an versi tersembunyi.
1. Syiah dan Tuduhan Tahrif (Perubahan) Al-Qur’an
Beberapa ulama Syiah menyatakan bahwa Al-Qur'an yang ada saat ini tidak lengkap dan telah diubah. Ini bertentangan dengan firman Allah:
إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُ لَحَافِظُونَ
"Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al-Qur'an, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya." (QS. Al-Hijr: 9)
Ayat ini menegaskan bahwa Al-Qur'an akan selalu terjaga keasliannya, tanpa perubahan atau pengurangan. Namun, banyak riwayat dalam kitab-kitab Syiah yang menuduh adanya ayat-ayat yang hilang dan hanya diketahui oleh para imam mereka.
2. Tafsir yang Menyeleweng untuk Mendukung Imamah
Salah satu klaim utama Syiah adalah bahwa kepemimpinan setelah Nabi ﷺ telah diwasiatkan kepada Ali bin Abi Thalib dan keturunannya. Mereka sering menafsirkan ayat-ayat Al-Qur'an secara paksa untuk mendukung doktrin ini, misalnya ayat berikut:
إِنَّمَا وَلِيُّكُمُ اللَّهُ وَرَسُولُهُ وَالَّذِينَ آمَنُوا الَّذِينَ يُقِيمُونَ الصَّلَاةَ وَيُؤْتُونَ الزَّكَاةَ وَهُمْ رَاكِعُونَ
"Sesungguhnya wali kalian hanyalah Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang yang beriman, yaitu orang-orang yang mendirikan shalat dan menunaikan zakat dalam keadaan ruku’." (QS. Al-Ma'idah: 55)
Syiah menafsirkan ayat ini sebagai bukti Imamah Ali bin Abi Thalib, padahal tidak ada dalil sahih yang menunjukkan bahwa ayat ini berbicara tentang kepemimpinan politik atau kekhalifahan.
3. Klaim Bahwa Imam adalah Ma’sum Seperti Nabi
Syiah meyakini bahwa imam-imam mereka memiliki sifat ma’sum (terjaga dari kesalahan dan dosa) sebagaimana para nabi. Ini bertentangan dengan prinsip Islam bahwa tidak ada manusia yang ma’sum selain para rasul. Allah berfirman:
وَمَا جَعَلْنَا لِبَشَرٍ مِّن قَبْلِكَ الْخُلْدَ أَفَإِن مِّتَّ فَهُمُ الْخَالِدُونَ
"Kami tidak menjadikan seorang manusia pun sebelum engkau (Muhammad) kekal (di dunia). Maka jika engkau wafat, apakah mereka akan kekal?" (QS. Al-Anbiya: 34)
Konsep ma’sum yang disematkan kepada para imam ini bertentangan dengan ajaran Islam yang menegaskan bahwa hanya Rasulullah ﷺ yang memiliki kedudukan tertinggi dalam keimanan.
4. Menyembunyikan Makna Al-Qur’an Demi Taqiyah
Syiah juga mengajarkan doktrin Taqiyah, yaitu menyembunyikan keyakinan sebenarnya untuk tujuan tertentu. Hal ini menciptakan tafsir-tafsir yang penuh kebohongan dan kontradiksi. Rasulullah ﷺ bersabda:
إِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِي إِلَى الْبِرِّ وَإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِي إِلَى الْجَنَّةِ
"Sesungguhnya kejujuran membawa kepada kebaikan, dan kebaikan membawa ke surga." (HR. Bukhari, no. 6094; Muslim, no. 2607)
Islam mengajarkan kejujuran sebagai nilai utama, sementara doktrin Syiah justru merusaknya dengan membolehkan kebohongan atas nama agama.
Kesimpulan
Penafsiran Al-Qur’an menurut Syiah sering kali menyimpang dari makna aslinya, penuh distorsi, dan bertujuan membangun keyakinan yang bertentangan dengan Islam. Konsep seperti tahrif, Imamah, ma’sumnya para imam, dan taqiyah jelas bertentangan dengan ajaran Islam yang lurus. Oleh karena itu, sebagai Muslim, kita harus berpegang teguh pada pemahaman Al-Qur’an yang sesuai dengan sunnah dan menjauhi tafsir-tafsir yang tidak memiliki dasar kuat dalam Islam.
(Albert/Syiahindonesia.com)
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
0 komentar: