Breaking News
Loading...

 Dalil tentang Kepemimpinan Khulafaur Rasyidin


Syiahindonesia.com
- Kepemimpinan Khulafaur Rasyidin adalah bagian dari ajaran Islam yang berlandaskan musyawarah dan bimbingan wahyu. Para sahabat Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam yang menjadi khalifah setelah beliau adalah mereka yang paling layak dan diakui oleh umat Islam sepanjang sejarah.

Dalil Al-Qur’an tentang Kepemimpinan yang Adil

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

ูˆَุฃَู…ْุฑُู‡ُู…ْ ุดُูˆุฑَู‰ٰ ุจَูŠْู†َู‡ُู…ْ

"Dan urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarah di antara mereka." (QS. Asy-Syura: 38)

Ayat ini menunjukkan bahwa Islam mengajarkan prinsip musyawarah dalam memilih pemimpin. Para sahabat memahami hal ini dan menerapkannya dalam pemilihan Abu Bakar Ash-Shiddiq radhiyallahu ‘anhu sebagai khalifah pertama setelah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam wafat.

Allah juga berfirman:

ุฅِู†َّ ุงู„ู„َّู‡َ ูŠَุฃْู…ُุฑُูƒُู…ْ ุฃَู†ْ ุชُุคَุฏُّูˆุง ุงู„ْุฃَู…َุงู†َุงุชِ ุฅِู„َู‰ٰ ุฃَู‡ْู„ِู‡َุง ูˆَุฅِุฐَุง ุญَูƒَู…ْุชُู…ْ ุจَูŠْู†َ ุงู„ู†َّุงุณِ ุฃَู†ْ ุชَุญْูƒُู…ُูˆุง ุจِุงู„ْุนَุฏْู„ِ

"Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil." (QS. An-Nisa: 58)

Dalil ini menunjukkan bahwa kepemimpinan dalam Islam harus didasarkan pada keadilan dan penyerahan amanat kepada orang yang berhak, bukan karena garis keturunan atau klaim eksklusivitas seperti dalam ajaran Syiah.

Hadits tentang Khulafaur Rasyidin

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

ุนَู„َูŠْูƒُู…ْ ุจِุณُู†َّุชِูŠ ูˆَุณُู†َّุฉِ ุงู„ْุฎُู„َูَุงุกِ ุงู„ุฑَّุงุดِุฏِูŠู†َ ุงู„ْู…َู‡ْุฏِูŠِّูŠู†َ ู…ِู†ْ ุจَุนْุฏِูŠ، ุชَู…َุณَّูƒُูˆุง ุจِู‡َุง ูˆَุนَุถُّูˆุง ุนَู„َูŠْู‡َุง ุจِุงู„ู†َّูˆَุงุฌِุฐِ

"Wajib atas kalian untuk berpegang teguh pada sunnahku dan sunnah Khulafaur Rasyidin yang mendapat petunjuk setelahku. Peganglah erat-erat dan gigitlah dengan gigi geraham." (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi, hadits hasan sahih)

Hadits ini menjadi dalil bahwa kepemimpinan para khalifah setelah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah bagian dari sunnah yang harus diikuti. Mereka bukan dipilih berdasarkan wasiat atau klaim keturunan, melainkan atas dasar keutamaan, keimanan, dan musyawarah umat.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda:

ู„َุง ุชَุฒَุงู„ُ ุทَุงุฆِูَุฉٌ ู…ِู†ْ ุฃُู…َّุชِูŠ ุนَู„َู‰ ุงู„ْุญَู‚ِّ ุธَุงู‡ِุฑِูŠู†َ ู„َุง ูŠَุถُุฑُّู‡ُู…ْ ู…َู†ْ ุฎَุงู„َูَู‡ُู…ْ

"Akan senantiasa ada segolongan dari umatku yang selalu berada di atas kebenaran, mereka tidak akan dapat dicelakakan oleh orang-orang yang menentang mereka." (HR. Muslim)

Pemilihan Khulafaur Rasyidin Berdasarkan Musyawarah

Para sahabat memilih Abu Bakar Ash-Shiddiq sebagai khalifah pertama melalui kesepakatan dan baiat kaum Muhajirin dan Anshar. Setelah itu, kepemimpinan dilanjutkan oleh Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, dan Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhum dengan cara yang sah dan diakui oleh umat Islam.

Abu Bakar Ash-Shiddiq radhiyallahu ‘anhu berkata saat diangkat sebagai khalifah:

ูˆُู„ِّูŠุชُ ุนَู„َูŠْูƒُู…ْ ูˆَู„َุณْุชُ ุจِุฎَูŠْุฑِูƒُู…ْ، ูَุฅِู†ْ ุฃَุญْุณَู†ْุชُ ูَุฃَุนِูŠู†ُูˆู†ِูŠ ูˆَุฅِู†ْ ุฃَุณَุฃْุชُ ูَู‚َูˆِّู…ُูˆู†ِูŠ

"Aku telah diangkat menjadi pemimpin kalian, padahal aku bukanlah yang terbaik di antara kalian. Jika aku berbuat baik, maka dukunglah aku. Jika aku berbuat salah, maka luruskanlah aku." (HR. Ibnu Sa'ad)

Ini menunjukkan bahwa kepemimpinan dalam Islam bukan bersifat otoriter, tetapi berdasarkan amanah dan pengawasan umat.

Perbedaan Konsep Kepemimpinan dalam Islam dan Syiah

Berbeda dengan Islam yang menekankan musyawarah, Syiah meyakini konsep imamah, yakni kepemimpinan harus diwariskan kepada keturunan Ali bin Abi Thalib. Klaim ini bertentangan dengan:

  1. Prinsip Syura (Musyawarah) yang disebut dalam Al-Qur’an.

  2. Realitas sejarah, di mana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah menunjuk secara khusus seseorang sebagai penggantinya dengan wasiat yang jelas.

  3. Praktik para sahabat, yang menunjukkan bahwa kepemimpinan adalah amanah yang diserahkan kepada yang paling layak berdasarkan musyawarah.

Kesimpulan

Kepemimpinan Khulafaur Rasyidin memiliki dasar yang kuat dalam Al-Qur’an dan hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Mereka adalah pemimpin yang mendapatkan petunjuk dan telah menjalankan Islam sesuai dengan ajaran Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Oleh karena itu, kaum Muslimin wajib menghormati dan mengikuti jejak mereka dalam memahami kepemimpinan dalam Islam.

Tidak ada konsep wasiat atau hak istimewa dalam kepemimpinan Islam. Pemimpin dipilih berdasarkan kriteria ketakwaan, keadilan, dan kemampuan, bukan sekadar garis keturunan sebagaimana klaim Syiah.

Wallahu a’lam bishawab.

(albert/syiahindonesia.com)



************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!

Artikel Syiah Lainnya

0 komentar: