Breaking News
Loading...

Mengapa Taqiyah Bertentangan dengan Kejujuran Islam?

Syiahindonesia.com - Ajaran Taqiyah dalam Syiah telah menjadi salah satu doktrin yang menuai banyak kontroversi dalam dunia Islam. Konsep ini merujuk pada praktik menyembunyikan keyakinan atau menyampaikan pernyataan yang berbeda dari keyakinan asli demi menghindari bahaya atau demi kepentingan tertentu. Namun, ajaran ini dianggap bertentangan dengan prinsip dasar kejujuran yang diajarkan oleh Islam. Dalam artikel ini, kita akan membahas secara rinci mengapa Taqiyah dianggap menyimpang oleh Ahlus Sunnah wal Jamaah dan bagaimana ajaran Islam menekankan kejujuran sebagai inti dari akhlak seorang Muslim.


Apa Itu Taqiyah dalam Syiah?

Secara bahasa, Taqiyah berasal dari kata “waqa” yang berarti perlindungan atau menjaga diri. Dalam terminologi Syiah, Taqiyah digunakan untuk menyembunyikan keimanan atau berpura-pura dalam ucapan dan tindakan agar terhindar dari ancaman atau bahaya.

Bagi kalangan Syiah, Taqiyah dianggap sebagai salah satu prinsip yang dapat diterapkan tidak hanya dalam kondisi darurat, tetapi juga dalam konteks sosial dan politik tertentu. Bahkan, beberapa literatur Syiah menempatkan Taqiyah sebagai bagian dari iman.


Dalil Taqiyah dalam Literatur Syiah

Dalam kitab-kitab Syiah, Taqiyah sering kali dipandang sebagai praktik yang diperintahkan. Salah satu dalil mereka adalah:

"Taqiyah adalah agamaku dan agama nenek moyangku. Barang siapa tidak melakukan Taqiyah, maka dia bukan dari kami." (Al-Kafi, 2/217).


Kejujuran dalam Islam: Fondasi Akhlak Seorang Muslim

Sebaliknya, dalam Islam, kejujuran merupakan salah satu akhlak yang sangat ditekankan. Allah subhanahu wa ta'ala berfirman dalam Al-Qur'an:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَكُونُوا مَعَ الصَّادِقِينَ
"Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan jadilah bersama orang-orang yang jujur." (QS. At-Taubah: 119)

Rasulullah ﷺ juga menekankan pentingnya kejujuran dalam berbagai hadits. Salah satu hadits yang masyhur menyatakan:

عَلَيْكُمْ بِالصِّدْقِ، فَإِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِي إِلَى الْبِرِّ، وَإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِي إِلَى الْجَنَّةِ
"Hendaklah kalian berlaku jujur, karena kejujuran itu membawa kepada kebaikan, dan kebaikan membawa kepada surga." (HR. Bukhari dan Muslim)

Kejujuran dalam Islam tidak hanya diwajibkan dalam kondisi aman, tetapi juga dalam situasi sulit sekalipun. Seorang Muslim yang beriman sejati diperintahkan untuk mengutamakan kebenaran dan menghindari segala bentuk kebohongan.


Mengapa Taqiyah Bertentangan dengan Ajaran Kejujuran Islam?

Berikut beberapa alasan mengapa Ahlus Sunnah menolak ajaran Taqiyah:

  1. Bertentangan dengan Kepercayaan Umat
    Kejujuran adalah pilar kepercayaan dalam Islam. Jika seorang Muslim terbiasa menggunakan kebohongan atau menyembunyikan kebenaran, maka rasa saling percaya di antara umat akan hancur. Taqiyah justru merusak prinsip kejujuran yang menjadi dasar persaudaraan dalam Islam.

  2. Menciptakan Kebingungan dan Keraguan
    Praktik Taqiyah berpotensi menyebabkan umat Islam sulit membedakan antara kebenaran dan kepalsuan. Hal ini akan menimbulkan keraguan terhadap ucapan dan tindakan seseorang yang berpegang pada ajaran ini.

  3. Merusak Citra Islam di Mata Dunia
    Islam adalah agama yang dikenal dengan ajaran kebenaran dan kejujuran. Jika praktik Taqiyah dianggap sebagai bagian dari Islam, hal ini dapat merusak citra agama dan menyebabkan kesalahpahaman di kalangan non-Muslim.


Dalil Ahlus Sunnah tentang Larangan Kebohongan

Dalam Al-Qur'an, Allah berfirman:

وَلَا تَلْبِسُوا الْحَقَّ بِالْبَاطِلِ وَتَكْتُمُوا الْحَقَّ وَأَنْتُمْ تَعْلَمُونَ
"Dan janganlah kamu campuradukkan kebenaran dengan kebatilan, dan janganlah kamu menyembunyikan kebenaran, padahal kamu mengetahuinya." (QS. Al-Baqarah: 42)

Ayat ini menegaskan bahwa menyembunyikan kebenaran atau mencampuradukkan kebenaran dengan kebatilan adalah perbuatan yang dilarang dalam Islam.

Rasulullah ﷺ juga bersabda:

آيَةُ الْمُنَافِقِ ثَلَاثٌ: إِذَا حَدَّثَ كَذَبَ، وَإِذَا وَعَدَ أَخْلَفَ، وَإِذَا اؤْتُمِنَ خَانَ
"Tanda-tanda orang munafik itu ada tiga: jika berbicara, dia berdusta; jika berjanji, dia mengingkari; dan jika diberi amanah, dia berkhianat." (HR. Bukhari dan Muslim)

Hadits ini menunjukkan bahwa kebohongan adalah salah satu sifat yang sangat dibenci dalam Islam dan merupakan ciri dari orang munafik.


Kesimpulan

Ajaran Taqiyah dalam Syiah sangat bertentangan dengan prinsip kejujuran yang menjadi inti dari akhlak seorang Muslim. Islam menegaskan pentingnya berkata jujur dalam segala situasi, karena kejujuran adalah fondasi dari keimanan dan persaudaraan dalam agama ini. Oleh karena itu, umat Islam harus berhati-hati dan berpegang teguh pada ajaran yang murni berdasarkan Al-Qur'an dan Sunnah.

(albert/syiahindonesia.com)




************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!

Artikel Syiah Lainnya

0 komentar: