Breaking News
Loading...

Perkembangan Islam di Aceh: Dari Dominasi Syiah hingga Transisi ke Sunni


Syiahindonesia.com –
Aceh, sebuah wilayah di ujung barat Indonesia, memiliki sejarah panjang dan kaya dalam perkembangan Islam. Salah satu bab penting dalam sejarah ini adalah dominasi Syiah yang berlangsung selama 450 tahun. Pengaruh Syiah di Aceh mulai memudar ketika Sultan Alaidin Johan Syah naik takhta, yang kemudian mengarahkan peralihan ke Islam Sunni. Meskipun demikian, jejak Syiah masih dapat ditemukan dalam budaya dan peninggalan sejarah di Aceh.

Prof Dr Husaini MA, seorang Guru Besar Arkeologi di FKIP Universitas Syiah Kuala (USK), mengungkapkan bahwa pengaruh Syiah di Aceh adalah fakta yang mungkin tidak banyak diketahui publik. Dalam sebuah diskusi di podcast SerambiNews on TV yang dipandu oleh Bukhari M Ali, Prof Husaini menjelaskan bahwa ada beberapa teori mengenai asal-usul Islam di Aceh, termasuk teori Barat dan Timur. Salah satu teori yang menarik adalah masuknya Islam melalui Persia, yang memiliki pengaruh kuat terhadap ajaran Syiah di Aceh.

Menurut Prof Husaini, teori Persia menjelaskan mengapa pengaruh Syiah di Aceh cukup besar. Dalam penelitiannya, ia berfokus pada Kerajaan Lamuri di Aceh Besar, yang menjadi pusat perkembangan Syiah sejak abad ke-8 hingga 1205. Bukti arkeologis seperti batu nisan, kaligrafi, dan ornamen khas Syiah menunjukkan keberadaan ajaran ini di Aceh. "Sebelum Islam Sunni mendominasi, pengaruh Syiah telah lebih dulu berkembang di Aceh. Ini terlihat dari batu nisan dan inskripsi yang memiliki corak khas Persia," jelas Prof Husaini.

Perubahan besar terjadi ketika Sultan Alaidin Johan Syah naik takhta. Di bawah kepemimpinannya, Aceh mengalami transisi dari tradisi Syiah ke Sunni. "Perubahan ini bukan berarti Islam baru masuk, melainkan peralihan dari tradisi Syiah ke Sunni. Pengaruhnya masih bisa ditemukan dalam budaya masyarakat Aceh," tambah Prof Husaini.

Sebelum Islam berkembang, Aceh juga mendapat pengaruh dari budaya Hindu-Buddha melalui proses Indianisasi. "Sebelum masuknya Islam, Aceh sudah lebih dulu dipengaruhi budaya Hindu dan Buddha. Ini menunjukkan bahwa Aceh memiliki sejarah panjang dalam menerima berbagai pengaruh budaya dari luar," kata Prof Husaini.

Meskipun ajaran Syiah mulai berkurang, jejaknya masih dapat ditemukan dalam budaya dan peninggalan sejarah di Aceh. Prof Husaini menekankan pentingnya pelestarian situs sejarah seperti masjid kuno di Lamuri yang kini kurang mendapat perhatian. "Banyak peninggalan sejarah yang seharusnya dijaga karena ini merupakan bagian penting dari sejarah Islam di Nusantara. Sayangnya, banyak situs bersejarah yang kini terabaikan dan terancam hilang," tutupnya.

Sejarah Islam di Aceh, dengan segala kompleksitas dan perubahannya, merupakan bagian penting dari warisan budaya dan agama di Indonesia. Pelestarian dan pemahaman yang lebih dalam tentang sejarah ini akan membantu menjaga identitas dan kekayaan budaya Aceh untuk generasi mendatang. harianhaluan.com



************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!

Artikel Syiah Lainnya

0 komentar: