Syiahindonesia.com - Salah satu klaim utama dalam ajaran Syiah adalah bahwa Nabi Muhammad ﷺ telah berwasiat secara khusus kepada Ali bin Abi Thalib radhiyallahu 'anhu untuk menjadi khalifah sepeninggal beliau. Klaim ini digunakan sebagai dasar konsep Imamah dalam Syiah, yang mengajarkan bahwa kepemimpinan umat Islam hanya sah jika berada di tangan keturunan Ali. Namun, apakah benar Nabi ﷺ telah berwasiat demikian? Bagaimana pandangan Al-Qur'an terhadap klaim ini?
1. Tidak Ada Dalil Al-Qur'an tentang Wasiat Kekhalifahan
Jika memang Imamah adalah konsep yang fundamental dalam Islam, seharusnya Al-Qur'an menyebutkan secara jelas mengenai wasiat Nabi ﷺ kepada Ali. Namun, tidak ada satu pun ayat yang menyebutkan adanya wasiat tersebut.
Allah ﷻ berfirman:
وَأَمْرُهُمْ شُورَىٰ بَيْنَهُمْ
"Sedangkan urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarah di antara mereka." (QS. Asy-Syura: 38)
Ayat ini menegaskan bahwa kepemimpinan dalam Islam diputuskan melalui musyawarah, bukan melalui wasiat atau penunjukan langsung.
2. Rasulullah ﷺ Tidak Meninggalkan Wasiat Tertulis
Dalam hadis sahih, disebutkan bahwa ketika Nabi ﷺ sedang sakit, beliau meminta alat tulis untuk menuliskan sesuatu, namun terjadi perdebatan di antara para sahabat, sehingga akhirnya beliau tidak menuliskannya.
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhuma:
قال رسول الله ﷺ يوم الخميس: "ائتوني بكتاب أكتب لكم كتابا لا تضلوا بعده أبدًا"، فتنازعوا، ولا ينبغي عند نبي تنازع
"Pada hari Kamis, Rasulullah ﷺ bersabda: 'Bawakan kepadaku alat tulis, aku akan menuliskan untuk kalian sesuatu agar kalian tidak tersesat selamanya.' Maka mereka pun berselisih pendapat, padahal tidak sepantasnya terjadi perselisihan di sisi Nabi." (HR. Bukhari, no. 4431; Muslim, no. 1637)
Jika memang ada wasiat penting tentang kepemimpinan, mengapa tidak ada satu pun wasiat tertulis yang jelas dari Nabi ﷺ?
3. Dalil Al-Qur'an tentang Kesempurnaan Agama
Allah ﷻ telah menyempurnakan agama Islam sebelum wafatnya Nabi ﷺ, dan tidak ada petunjuk bahwa kepemimpinan Ali adalah bagian dari kesempurnaan tersebut.
اليوم أكملت لكم دينكم وأتممت عليكم نعمتي ورضيت لكم الإسلام دينًا
"Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Kucukupkan kepadamu nikmat-Ku, serta telah Kuridai Islam sebagai agamamu." (QS. Al-Ma'idah: 3)
Jika konsep Imamah memang wajib dalam Islam, seharusnya hal itu dijelaskan secara eksplisit dalam ayat ini.
4. Kepemimpinan Abu Bakar radhiyallahu 'anhu yang Disepakati Sahabat
Setelah wafatnya Nabi ﷺ, para sahabat berkumpul di Saqifah Bani Sa'idah dan secara mufakat mengangkat Abu Bakar radhiyallahu 'anhu sebagai khalifah. Tidak ada riwayat bahwa Ali bin Abi Thalib memprotes keputusan ini atau mengklaim dirinya sebagai pemimpin yang ditunjuk oleh Nabi ﷺ.
Bahkan, Ali sendiri akhirnya membaiat Abu Bakar, seperti yang diriwayatkan dalam banyak kitab sejarah.
Diriwayatkan oleh Ibnu Katsir dalam Al-Bidayah wa An-Nihayah (6/301):
"Ali datang kepada Abu Bakar dan membaiatnya. Lalu beliau berkata, 'Kami tidak iri kepada kedudukan yang telah Allah berikan kepadamu. Namun, kami hanya merasa bahwa kami juga memiliki hak dalam urusan ini.'"
Kesimpulan
Klaim bahwa Nabi Muhammad ﷺ telah mewasiatkan kepemimpinan kepada Ali bin Abi Thalib tidak memiliki dasar yang kuat dalam Al-Qur'an maupun hadis sahih. Islam mengajarkan bahwa kepemimpinan umat diputuskan melalui musyawarah dan tidak berdasarkan garis keturunan. Dengan demikian, konsep Imamah Syiah bertentangan dengan prinsip Islam yang telah ditetapkan oleh Allah dan Rasul-Nya.
(Albert/Syiahindonesia.com)
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
0 komentar: