Syiahindonesia.com - Salah satu ajaran utama dalam Syiah adalah konsep Imamah, yaitu keyakinan bahwa para imam dari keturunan Ali bin Abi Thalib memiliki kedudukan istimewa yang ditunjuk langsung oleh Allah. Pengkultusan terhadap imam ini menimbulkan banyak kejanggalan dalam aqidah Islam yang murni. Apakah benar Islam mengajarkan pemujaan terhadap manusia hingga derajat maksum dan memiliki otoritas mutlak dalam agama?
1. Konsep Imamah dalam Syiah
Dalam ajaran Syiah, imam dianggap memiliki kedudukan lebih tinggi dibandingkan para nabi, kecuali Nabi Muhammad ﷺ. Beberapa keyakinan Syiah tentang imamah meliputi:
Imam adalah maksum (terbebas dari dosa dan kesalahan).
Imam memiliki ilmu ghaib dan mengetahui segala sesuatu.
Imam memiliki wewenang untuk menghalalkan dan mengharamkan sesuatu.
Imam wajib ditaati seperti halnya seorang nabi.
Konsep ini bertentangan dengan ajaran Islam yang menyatakan bahwa hanya Allah yang Mahatahu dan berhak menetapkan hukum.
2. Pandangan Islam terhadap Pengkultusan
Islam tidak pernah mengajarkan pengkultusan terhadap individu, bahkan terhadap para sahabat Nabi ﷺ yang memiliki kedudukan mulia. Rasulullah ﷺ sendiri menolak segala bentuk pengkultusan terhadap dirinya dan melarang umatnya berlebihan dalam mengagungkan seseorang.
Allah berfirman dalam Al-Qur’an:
قُلْ إِنَّمَا أَنَا بَشَرٌ مِثْلُكُمْ يُوحَىٰ إِلَيَّ أَنَّمَا إِلَٰهُكُمْ إِلَٰهٌ وَاحِدٌ
"Katakanlah (Muhammad), 'Sesungguhnya aku ini hanya seorang manusia seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku bahwa sesungguhnya Tuhan kamu adalah Tuhan Yang Maha Esa.'" (QS. Al-Kahf: 110)
Hadits Rasulullah ﷺ juga menegaskan larangan pengkultusan:
إِنَّمَا أَنَا عَبْدٌ فَقُولُوا عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ
"Sesungguhnya aku hanyalah seorang hamba, maka katakanlah (tentang aku), 'Hamba Allah dan Rasul-Nya.'" (HR. Bukhari dan Muslim)
3. Kejanggalan Konsep Makshum pada Imam
Syiah meyakini bahwa para imam mereka memiliki sifat maksum, tetapi dalam Islam hanya para nabi yang diberikan perlindungan dari dosa oleh Allah. Para sahabat dan tabi'in, meskipun mulia, tetaplah manusia biasa yang bisa melakukan kesalahan dan bertaubat.
Allah berfirman:
وَخُلِقَ الْإِنْسَانُ ضَعِيفًا
"Dan manusia diciptakan dalam keadaan lemah." (QS. An-Nisa: 28)
Jika para imam adalah manusia biasa, bagaimana mungkin mereka dikatakan maksum? Hal ini bertentangan dengan konsep dasar manusia dalam Islam.
4. Akibat Pengkultusan Imam dalam Syiah
Pengkultusan imam dalam Syiah menimbulkan berbagai penyimpangan:
Menjadikan imam sebagai sumber hukum selain Al-Qur’an dan Sunnah.
Mengabaikan ajaran para sahabat dan ulama yang lurus.
Membuka pintu bagi fanatisme dan penyimpangan aqidah.
Menganggap ketaatan kepada imam lebih utama dari ketaatan kepada Nabi Muhammad ﷺ.
Dalam Islam, sumber hukum hanya berasal dari Al-Qur’an dan Sunnah, bukan dari individu tertentu yang dikultuskan.
Kesimpulan
Konsep pengkultusan imam dalam Syiah bertentangan dengan aqidah Islam yang lurus. Islam mengajarkan bahwa manusia tidak ada yang maksum selain para nabi, dan semua orang harus tunduk kepada Al-Qur’an dan Sunnah. Oleh karena itu, ajaran Syiah yang menempatkan imam pada posisi setara dengan nabi bahkan lebih tinggi harus ditolak karena tidak memiliki dasar dalam Al-Qur’an maupun hadits shahih.
(Albert/Syiahindonesia.com)
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
0 komentar: