Breaking News
Loading...

Tentara ‘Israel’ Curi Uang Tunai dan Emas dari Gaza, Lebanon, dan Suriah

 Syiahindonesia.com – “Unit Penjarahan” militer ‘Israel’ telah menyita cukup banyak persenjataan untuk membentuk “pasukan kecil,” serta segunung uang tunai dan emas sejak melancarkan perang di Jalur Gaza, Lebanon selatan, dan Suriah, Ynet melaporkan pada Jumat (28/2/2025).

“Kami tidak suka hanya mengambil hasil rampasan, menyimpannya, dan merawatnya tanpa mendapatkan keuntungan darinya,” aku Letnan Kolonel Sharon-Kotler. “Saya selalu bertanya berapa nilai hasil rampasan ini?”

Tentara dari unit penjarah mencuri segunung uang tunai di wilayah musuh. Dalam satu kasus, unit penjarah menyita NIS 4 juta (sekitar $1 juta) dari rumah pribadi seorang komandan brigade Hamas.

Uang yang dicuri itu dihitung dalam mesin ATM yang dibeli militer untuk unit penjarahan, bersama dengan timbangan untuk memeriksa nilai emas batangan dan perhiasan yang disita di Lebanon dan Gaza.

Uang tunai dan emas tersebut ditransfer dengan kendaraan yang dijaga ketat ke bagian meja kas utama Kementerian Pertahanan di The Kirya di Tel Aviv. Di sana, penghitungan ulang dilakukan dan disimpan di Bank ‘Israel’ untuk disita.

Sejauh ini, lebih dari NIS 100 juta (sekitar $28 juta) dalam bentuk uang tunai dari Gaza dan Lebanon telah disita dengan cara ini, termasuk berbagai mata uang seperti shekel (NIS), dolar, euro, dan mata uang negara-negara Arab.

Unit khusus tersebut juga menyita 180.000 item persenjataan, termasuk berbagai rudal antipesawat, pesawat tak berawak, rudal antitank canggih dari semua jenis, ribuan bahan peledak, ribuan senapan standar, senapan runduk, radio militer, kompas, teropong, perangkat penglihatan malam, seragam, sepatu, puluhan kendaraan, dan bahkan harta karun kolektor seperti senapan Prancis dari 1930-an dan pistol langka dan berharga yang digunakan oleh anggota Hizbullah.

Media berita ‘Israel’ itu menyatakan bahwa pasukan komando ‘Israel’ dikirim dalam puluhan operasi rahasia di Lebanon selatan guna menemukan dan menyita gudang senjata dan amunisi yang akan digunakan oleh pasukan elite Radwan milik Hizbullah untuk melakukan invasi ke Galilea di ‘Israel’ utara.

Selama misi tersebut, pasukan komando membiasakan diri dengan daerah tersebut dan membuat persiapan untuk operasi darat skala besar yang dilakukan oleh brigade tentara ‘Israel’ lainnya yang dimulai pada akhir September 2024.

Seorang komando mengklaim dia dan yang lainnya membawa senjata Hizbullah yang dijarah kembali ke ‘Israel’ dengan berjalan kaki untuk menghindari deteksi.

“Awalnya, kami membawa rudal, senjata, dan kotak amunisi yang kami temukan di sana ke ‘Israel’ di punggung kami pada malam hari, tetapi dengan cepat, itu menjadi terlalu berat. Itu benar-benar membuat punggung kami lelah,” ungkapnya.

Lebih dari 500 orang, sebagian besar dari mereka adalah pasukan cadangan, bertugas di unit penjarahan di bawah pusat pasokan utama militer ‘Israel’ di Divisi Teknologi dan Logistik (ATL), tetapi secara total, 2.400 tentara membantu dalam operasi penjarahan.

Penjarahan senjata dilakukan untuk beberapa tujuan: Pertama, untuk mengetahui senjata musuh dan mengumpulkan intelijen untuk operasi selanjutnya, dan kedua, untuk menyimpan senjata untuk penggunaan di masa mendatang, baik untuk dijual atau dikirim ke negara lain atau didaur ulang untuk kebutuhan tentara.

Tujuan lain dari penjarahan adalah untuk “menggunakan senjata musuh untuk menipu,” tulis Ynet.

Militer ‘Israel’ “mengubah kampanye menjadi perang tipu daya, dengan jebakan dan godaan yang dipasangnya terhadap Hizbullah dan Hamas, dan dalam banyak kasus juga berhasil menjebak teroris,” klaim media berita tersebut.

Setelah jatuhnya pemerintahan mantan presiden Suriah Bashar al-Assad pada Desember, tentara ‘Israel’ memasuki wilayah Suriah dan menyita senjata dan peralatan dari tentara Suriah yang dibubarkan tanpa menemui perlawanan apa pun.

Tentara mengumpulkan ribuan senjata dari tentara Suriah, termasuk beberapa tank T-55, rudal anti-tank, muatan Schwaz besar, senapan Kalashnikov, dan sejumlah besar amunisi.

“Secara umum, hal itu sangat tidak nyata bagi kami, mengumpulkan rampasan dari musuh tanpa melawannya sama sekali, hanya masuk ke markasnya dan memuatnya,” kata Letnan Kolonel Idan. (zarahamala/arrahmah.id)





************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!

Artikel Syiah Lainnya

0 komentar: