Syiahindonesia.com - Tragedi Karbala sering kali dijadikan senjata oleh Syiah untuk menyebarkan kebencian terhadap para sahabat dan khalifah Islam yang sah. Peristiwa ini dimanfaatkan sebagai propaganda untuk menanamkan doktrin kebencian terhadap Ahlus Sunnah wal Jamaah serta memupuk perpecahan di antara umat Islam. Namun, benarkah narasi yang dibangun oleh Syiah mengenai Karbala memiliki dasar yang kuat, atau justru merupakan fitnah yang telah dipelintir dari fakta sejarah?
1. Tragedi Karbala dalam Perspektif Islam
Tragedi Karbala merupakan peristiwa menyedihkan yang menimpa cucu Rasulullah ﷺ, Husain bin Ali radhiyallahu 'anhuma. Namun, Islam mengajarkan agar peristiwa ini tidak dijadikan sebagai alasan untuk membenci para sahabat atau menambah permusuhan di antara kaum Muslimin. Allah ﷻ berfirman:
تِلْكَ أُمَّةٌ قَدْ خَلَتْ ۖ لَهَا مَا كَسَبَتْ وَلَكُمْ مَا كَسَبْتُمْ ۖ وَلَا تُسْأَلُونَ عَمَّا كَانُوا يَعْمَلُونَ
"Itu adalah umat yang telah lalu. Bagi mereka apa yang telah mereka kerjakan, dan bagi kalian apa yang kalian kerjakan. Dan kalian tidak akan ditanya tentang apa yang telah mereka lakukan." (QS. Al-Baqarah: 134)
Ayat ini mengajarkan bahwa kita sebagai Muslim harus lebih fokus pada perbaikan diri dan bukan menjadikan peristiwa masa lalu sebagai alat untuk menyebarkan fitnah.
2. Dalil Tentang Larangan Menyebarkan Fitnah
Islam dengan tegas melarang kaum Muslimin menyebarkan kebohongan dan fitnah. Rasulullah ﷺ bersabda:
إِنَّ اللَّهَ حَرَّمَ عَلَيْكُمُ الْقِيلَ وَالْقَالَ وَكَثْرَةَ السُّؤَالِ وَإِضَاعَةَ الْمَالِ
"Sesungguhnya Allah mengharamkan atas kalian (menyebarkan) berita-berita yang belum jelas kebenarannya, banyak bertanya yang tidak bermanfaat, serta menyia-nyiakan harta." (HR. Bukhari, no. 2408; Muslim, no. 593)
Hadis ini menunjukkan bahwa menyebarkan narasi palsu tentang peristiwa Karbala merupakan sesuatu yang dilarang dalam Islam, terutama jika tujuan utamanya adalah untuk merusak persatuan kaum Muslimin.
3. Penyimpangan Sejarah oleh Syiah Mengenai Karbala
Beberapa penyimpangan dalam narasi Syiah tentang Karbala yang sering disebarluaskan antara lain:
Menganggap Yazid sebagai dalang utama pembunuhan Husain, padahal sejarah menunjukkan bahwa Yazid tidak pernah secara langsung memerintahkan pembunuhan tersebut.
Mengutuk semua sahabat dan Bani Umayyah, padahal dalam Islam tidak boleh mencela sahabat Rasulullah ﷺ.
Menggunakan tragedi Karbala sebagai alat untuk membenarkan ajaran Imamah Syiah.
Padahal, peristiwa ini adalah tragedi politik yang tidak boleh dimanfaatkan untuk menyebarkan kebencian terhadap generasi terbaik umat Islam.
4. Sikap Islam Terhadap Peristiwa Karbala
Alih-alih terus menerus meratapi peristiwa Karbala dengan ritual-ritual yang tidak ada dalam ajaran Islam, kita seharusnya mengambil hikmah dari kejadian tersebut. Husain bin Ali radhiyallahu 'anhuma adalah seorang yang teguh dalam memperjuangkan keadilan, bukan seseorang yang ingin dijadikan simbol kebencian dan perpecahan.
Dalam Islam, kita diajarkan untuk bersabar dan tidak menjadikan tragedi sebagai alat propaganda. Rasulullah ﷺ bersabda:
وَلَا تَبْغِضُوا، وَلَا تَحَاسَدُوا، وَكُونُوا عِبَادَ اللَّهِ إِخْوَانًا
"Janganlah kalian saling membenci, janganlah saling mendengki, dan jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara." (HR. Bukhari, no. 6065; Muslim, no. 2563)
Kesimpulan
Tragedi Karbala adalah peristiwa menyedihkan dalam sejarah Islam, tetapi tidak boleh dijadikan alasan untuk menyebarkan kebencian terhadap sahabat dan umat Islam lainnya. Syiah sering menggunakan peristiwa ini untuk menyebarkan narasi yang tidak sesuai dengan fakta sejarah. Sebagai Muslim, kita harus memahami sejarah secara objektif dan tidak terjebak dalam fitnah yang dapat memecah belah umat.
(Albert/Syiahindonesia.com)
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
0 komentar: