Syiahindonesia.com - Konsep Imam Mahdi dalam ajaran Syiah merupakan salah satu doktrin utama yang membedakan mereka dari Ahlus Sunnah wal Jamaah. Syiah meyakini bahwa Imam Mahdi adalah keturunan ke-12 dari Ali bin Abi Thalib yang menghilang dalam kegaiban besar (ghaybah kubra) dan akan muncul kembali sebagai juru selamat di akhir zaman. Namun, benarkah konsep ini memiliki dasar yang sahih dalam Al-Qur'an dan hadis? Ataukah hanya sebuah penyimpangan dari ajaran Islam yang sebenarnya?
Konsep Imam Mahdi dalam Syiah
Dalam keyakinan Syiah, Imam Mahdi adalah Muhammad bin Hasan al-Askari, yang mereka klaim lahir pada tahun 868 M dan kemudian menghilang dalam dua fase kegaiban: ghaybah sughra (kegaiban kecil) dan ghaybah kubra (kegaiban besar). Syiah meyakini bahwa Imam Mahdi masih hidup hingga kini dan suatu saat akan muncul kembali untuk menegakkan keadilan serta membalas dendam terhadap musuh-musuh mereka.
Syiah berpegang pada beberapa ayat sebagai dalil, salah satunya:
"Dan sungguh telah Kami tulis di dalam Zabur sesudah (tertulis dalam) Lauh Mahfuzh, bahwa bumi ini akan diwarisi oleh hamba-hamba-Ku yang saleh." (QS. Al-Anbiya: 105)
Mereka menafsirkan ayat ini sebagai bukti bahwa Imam Mahdi akan datang untuk memimpin umat Islam dan menghapus kezaliman. Namun, tafsir ini bertentangan dengan penjelasan para ulama Ahlus Sunnah yang memahami ayat ini sebagai janji umum Allah bahwa orang-orang saleh akan mendapatkan kemenangan di dunia dan akhirat.
Bantahan terhadap Konsep Mahdi dalam Syiah
1. Tidak Ada Dalil yang Jelas dalam Al-Qur’an
Ahlus Sunnah meyakini bahwa konsep Mahdi memang ada, tetapi tidak seperti yang digambarkan oleh Syiah. Tidak ada satu pun ayat dalam Al-Qur'an yang secara eksplisit menyebutkan nama atau karakteristik khusus Imam Mahdi yang diklaim oleh Syiah. Jika Mahdi versi Syiah adalah bagian penting dari rukun iman, seharusnya Allah menjelaskannya dengan tegas sebagaimana kewajiban shalat dan puasa.
2. Kegaiban Imam Mahdi: Mitos atau Realitas?
Syiah mengklaim bahwa Imam Mahdi mereka telah menghilang selama lebih dari seribu tahun dan masih hidup sampai sekarang. Namun, klaim ini bertentangan dengan hukum alam dan logika. Dalam Islam, hanya Nabi Isa 'alaihissalam yang disebutkan secara eksplisit masih hidup hingga saat ini dan akan turun kembali di akhir zaman, sebagaimana dalam hadis shahih:
"Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya! Sungguh, telah dekat masanya Isa putra Maryam akan turun di tengah-tengah kalian sebagai hakim yang adil..." (HR. Bukhari & Muslim)
Hadis ini menunjukkan bahwa tokoh yang dijanjikan dalam Islam untuk turun kembali adalah Nabi Isa, bukan Imam Mahdi versi Syiah.
3. Tidak Ada Bukti Historis tentang Kelahiran Imam Mahdi
Banyak sejarawan, termasuk dari kalangan Syiah sendiri, meragukan keberadaan Muhammad bin Hasan al-Askari. Tidak ada bukti yang valid bahwa Hasan al-Askari benar-benar memiliki anak bernama Muhammad yang kemudian menghilang. Bahkan, sebagian besar sumber sejarah mencatat bahwa Hasan al-Askari wafat tanpa meninggalkan keturunan.
Kesimpulan
Dari berbagai bukti yang telah dikemukakan, dapat disimpulkan bahwa konsep Imam Mahdi dalam Syiah lebih didasarkan pada mitos daripada ajaran Islam yang sebenarnya. Tidak ada dalil yang sahih dalam Al-Qur'an maupun hadis yang mendukung klaim mereka. Sementara itu, Islam telah menjelaskan bahwa yang akan turun di akhir zaman untuk menegakkan keadilan adalah Nabi Isa 'alaihissalam, bukan seorang imam yang telah menghilang selama lebih dari seribu tahun.
Oleh karena itu, penting bagi umat Islam untuk memahami perbedaan mendasar ini agar tidak terjebak dalam ajaran yang menyimpang. Kita harus tetap berpegang teguh kepada ajaran Rasulullah ﷺ dan para sahabatnya yang telah dijamin kebenarannya oleh Allah.
Wallahu a'lam bish-shawab.
(albert/syiahindonesia.com)
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
0 komentar: