Syiahindonesia.com - Salah satu ajaran yang membedakan secara tajam antara aliran Syiah dan Sunni adalah pandangan mereka terhadap para sahabat Nabi Muhammad ï·º. Meskipun dalam ajaran Islam secara umum, para sahabat Nabi dianggap sebagai individu yang sangat mulia dan dihormati, dalam ajaran Syiah, terdapat pandangan yang sangat kritis dan bahkan mengkafirkan beberapa sahabat utama Nabi, terutama mereka yang tidak setuju dengan Ali bin Abi Thalib sebagai khalifah setelah wafatnya Nabi Muhammad ï·º.
Pandangan Syiah terhadap sahabat Nabi ini adalah salah satu aspek yang sering diperdebatkan dalam perbedaan antara Syiah dan Sunni. Syiah, terutama dalam kelompok Syiah Dua Belas Imam, tidak hanya memiliki pandangan berbeda tentang kepemimpinan pasca-Nabi, tetapi juga memperlakukan para sahabat dengan cara yang berbeda. Dalam tulisan ini, kami akan mengupas bukti nyata tentang bagaimana Syiah mengkafirkan sahabat Nabi dan pandangan mereka terhadap beberapa sahabat yang sangat dihormati dalam Islam.
Pandangan Syiah terhadap Para Sahabat Nabi
Dalam ajaran Syiah, terdapat pemisahan yang sangat tajam antara para sahabat yang mendukung Ali bin Abi Thalib, yang dianggap sebagai Imam pertama menurut pandangan Syiah, dan para sahabat lainnya yang mendukung calon khalifah lain setelah Nabi Muhammad ï·º. Syiah menilai bahwa hanya Ali dan keluarga Nabi yang berhak menjadi pemimpin umat Islam, dan mereka sangat kritis terhadap sahabat yang mendukung khalifah selain Ali.
Ada beberapa sahabat yang sangat dihormati oleh umat Sunni, tetapi dianggap berkhianat oleh Syiah, di antaranya adalah Abu Bakr, Umar bin Khattab, dan Utsman bin Affan. Mereka dianggap sebagai musuh dari Ali bin Abi Thalib dalam pandangan Syiah, dan dalam beberapa teks-teks Syiah, mereka bahkan dikafirkan atau dianggap tidak memiliki iman yang sempurna.
1. Pandangan Syiah Terhadap Abu Bakr, Umar, dan Utsman
Dalam beberapa kitab rujukan Syiah, seperti "Al-Kafi" karya al-Kulaini, terdapat pernyataan yang sangat keras terhadap Abu Bakr, Umar, dan Utsman. Mereka sering disebut sebagai pengkhianat yang telah merampas hak Ali untuk menjadi khalifah setelah Nabi Muhammad ï·º. Syiah meyakini bahwa Ali seharusnya menjadi khalifah pertama setelah Nabi Muhammad ï·º, dan bahwa para sahabat yang memilih Abu Bakr sebagai khalifah pertama adalah mereka yang telah melawan hak ilahi yang diberikan kepada Ali.
Di dalam beberapa riwayat Syiah, terdapat kecaman keras terhadap ketiga khalifah pertama tersebut. Abu Bakr, Umar, dan Utsman digambarkan dalam beberapa teks sebagai pemberontak dan musuh yang menghalangi Ali untuk menerima kepemimpinan yang dianggap sudah ditentukan oleh Allah dan Nabi Muhammad ï·º.
2. Ali dan Para Sahabat: Klaim Pemimpin yang Sah
Bagi penganut Syiah, Ali bin Abi Thalib adalah satu-satunya orang yang dianggap sebagai pemimpin yang sah setelah Nabi Muhammad ï·º. Syiah menganggap bahwa Nabi Muhammad ï·º telah menegaskan posisi Ali melalui peristiwa-peristiwa seperti Ghadir Khum, yang diyakini sebagai penunjukan Ali secara ilahi untuk menjadi pemimpin umat Islam setelah beliau wafat. Namun, pandangan ini tidak diterima oleh sebagian besar umat Islam, khususnya dari kalangan Sunni, yang menganggap bahwa kepemimpinan umat Islam setelah Nabi Muhammad ï·º bersifat musyawarah dan tidak mengikat pada satu garis keturunan.
Di sisi lain, Sunni memandang bahwa para sahabat Nabi, termasuk Abu Bakr, Umar, dan Utsman, telah dipilih oleh konsensus umat sebagai pemimpin yang sah setelah Nabi Muhammad ï·º wafat. Bagi Sunni, para sahabat ini adalah individu yang saleh dan memiliki dedikasi luar biasa terhadap Islam, yang tidak bisa diragukan lagi keimannya.
Bukti Nyata dalam Kitab-Kitab Syiah
Ada beberapa kitab-kitab rujukan Syiah yang secara terang-terangan mencela dan mengkafirkan para sahabat yang mendukung Abu Bakr, Umar, dan Utsman. Beberapa hadis yang tersebar dalam kitab-kitab Syiah menegaskan bahwa mereka dianggap tidak memiliki iman yang sempurna dan bahkan ada yang disebut sebagai kafir atau munafik.
1. Kitab Al-Kafi
Kitab Al-Kafi, yang dianggap sebagai salah satu kitab paling penting dalam ajaran Syiah, mengandung berbagai riwayat yang sangat keras terhadap para sahabat Nabi, terutama Abu Bakr dan Umar. Dalam kitab ini, ada beberapa hadis yang menunjukkan bahwa Abu Bakr dan Umar tidak memiliki keimanan yang benar, dan bahwa mereka adalah musuh Ali yang sebenarnya.
Salah satu riwayat yang terkenal adalah bahwa dalam Al-Kafi, Abu Bakr dan Umar digambarkan sebagai orang yang telah menyimpang dari petunjuk Nabi Muhammad ï·º, dengan klaim bahwa mereka telah merampas hak Ali dalam kepemimpinan umat Islam. Hadis-hadis seperti ini sangat jelas mengindikasikan adanya pandangan bahwa Abu Bakr dan Umar bukanlah sosok yang dihormati oleh pengikut Syiah.
2. Kitab Al-Irshad
Kitab Al-Irshad karya Syekh al-Mufid, seorang ulama besar Syiah, juga mengandung beberapa kritik terhadap sahabat Nabi. Dalam kitab ini, terdapat beberapa bagian yang menyebutkan bahwa para sahabat yang mendukung Abu Bakr, Umar, dan Utsman telah berbuat kezaliman dengan menyingkirkan hak Ali bin Abi Thalib sebagai khalifah yang sah. Pandangan ini sejalan dengan pandangan Syiah bahwa Imam Ali adalah satu-satunya pemimpin yang sah setelah Nabi Muhammad ï·º, dan bahwa siapa pun yang tidak setuju dengan ini dianggap sebagai orang yang berdosa.
3. Kitab Nahjul Balaghah
Nahjul Balaghah adalah salah satu kitab penting dalam ajaran Syiah yang berisi khutbah, surat, dan pidato-pidato dari Ali bin Abi Thalib. Dalam kitab ini, terdapat beberapa pidato dan surat dari Ali yang mengkritik keras para sahabat yang menentang kepemimpinan Ali, terutama Abu Bakr, Umar, dan Utsman. Dalam beberapa bagian, Ali dengan tegas menyebutkan bahwa kedua khalifah pertama telah merampas haknya dan berusaha mengambil alih kepemimpinan secara tidak sah.
Kesimpulan: Bukti Nyata Syiah Mengkafirkan Sahabat Nabi
Doktrin Syiah yang mengkafirkan para sahabat Nabi Muhammad ï·º merupakan salah satu perbedaan paling mencolok antara ajaran Syiah dan Sunni. Dalam pandangan Syiah, terutama dalam mazhab Syiah Dua Belas Imam, sahabat-sahabat Nabi yang tidak mendukung Ali bin Abi Thalib dianggap sebagai musuh dan pengkhianat yang tidak layak mendapatkan penghormatan. Abu Bakr, Umar, dan Utsman sering disebut sebagai kafir atau munafik dalam banyak kitab-kitab rujukan Syiah, yang jelas bertentangan dengan pandangan Sunni yang menghormati para sahabat sebagai individu-individu yang saleh dan terpercaya dalam melanjutkan tugas kepemimpinan umat Islam.
Doktrin ini menjadi salah satu faktor utama yang membedakan antara Syiah dan Sunni, dan menyebabkan ketegangan yang cukup besar di kalangan umat Islam. Oleh karena itu, penting bagi umat Islam untuk memahami perbedaan-perbedaan ini dengan objektif, tanpa merendahkan satu sama lain, namun dengan tetap berpegang pada ajaran Islam yang benar berdasarkan Al-Qur’an dan Sunnah Nabi Muhammad ï·º.
(albert/syiahindonesia.com)
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
0 komentar: