Syiahindonesia.com - Iran, sebagai pusat utama ajaran Syiah, telah memainkan peran besar dalam menyebarkan ideologi revolusi yang mengancam stabilitas dunia Islam. Sejak Revolusi Iran 1979 yang dipimpin oleh Ayatollah Khomeini, Iran telah aktif mempromosikan ajaran Syiah sebagai kekuatan politik dan militer yang bertentangan dengan ajaran Ahlus Sunnah wal Jamaah.
Lantas, bagaimana dampak revolusi ini terhadap dunia Islam? Mengapa banyak negara Muslim melihat Iran sebagai ancaman? Artikel ini akan mengulas secara kritis pengaruh revolusi Syiah Iran terhadap umat Islam secara global.
Sejarah Singkat Revolusi Syiah di Iran
Sebelum revolusi, Iran dipimpin oleh Shah Mohammad Reza Pahlavi, yang memiliki hubungan erat dengan Barat dan menerapkan kebijakan modernisasi sekuler. Namun, pada tahun 1979, terjadi revolusi yang menggulingkan Shah dan mengantarkan Khomeini ke tampuk kekuasaan dengan konsep Wilayat al-Faqih (kepemimpinan ulama).
Konsep ini menjadikan Iran sebagai negara teokrasi Syiah, di mana pemimpin tertinggi (Supreme Leader) memiliki kekuasaan absolut dalam semua aspek pemerintahan. Sejak saat itu, Iran aktif menyebarkan pengaruh Syiah ke seluruh dunia Muslim dengan berbagai cara, termasuk melalui milisi, propaganda, dan infiltrasi politik.
Agenda Iran: Menyebarkan Revolusi Syiah
Revolusi Iran tidak hanya bertujuan mengganti pemerintahan di dalam negeri, tetapi juga membawa ambisi untuk mengekspor ajaran Syiah ke negara-negara Muslim lainnya. Beberapa strategi yang digunakan Iran untuk mencapai tujuan ini antara lain:
-
Pendanaan dan Dukungan Milisi Syiah
- Iran mendukung kelompok-kelompok milisi Syiah seperti Hizbullah di Lebanon, Houthi di Yaman, Hashd al-Shaabi di Irak, dan Pasukan Assad di Suriah.
- Kelompok-kelompok ini sering kali bertindak sebagai kaki tangan Iran dalam merusak stabilitas di dunia Islam.
-
Penyebaran Propaganda Syiah
- Iran aktif menyebarkan ajaran Syiah melalui televisi, situs web, media sosial, dan beasiswa bagi pemuda Muslim di berbagai negara.
- Universitas dan pusat studi Syiah di Qom menjadi basis penyebaran ajaran Syiah dengan target utama negara-negara Sunni.
-
Infiltrasi Politik di Negara-Negara Muslim
- Iran menggunakan kedutaan besar dan agen-agennya untuk mempengaruhi kebijakan negara-negara Islam.
- Beberapa negara seperti Irak dan Lebanon sudah menjadi bagian dari pengaruh Iran secara politik.
Ancaman Iran bagi Dunia Islam
-
Membantu Perpecahan Sunni-Syiah
- Iran secara aktif mengadu domba antara Sunni dan Syiah untuk menciptakan ketegangan dan konflik.
- Kebijakan ini tampak jelas dalam perang Suriah dan Yaman, di mana Iran mendukung rezim dan milisi Syiah untuk melawan kelompok Sunni.
-
Mengancam Keamanan Negara-Negara Teluk
- Negara-negara seperti Arab Saudi, Bahrain, dan Uni Emirat Arab sering kali menjadi target propaganda dan sabotase Iran.
- Iran mendukung gerakan-gerakan Syiah di negara-negara ini untuk melemahkan pemerintah Sunni.
-
Menjadi Alat Kepentingan Geopolitik
- Iran menjalin hubungan erat dengan Rusia dan China untuk melawan pengaruh negara-negara Muslim yang pro-Barat.
- Hal ini menyebabkan ketegangan geopolitik yang dapat mempengaruhi kestabilan dunia Islam.
Pandangan Ulama Ahlus Sunnah terhadap Revolusi Iran
Banyak ulama Sunni telah memperingatkan bahaya revolusi Iran dan ajaran Syiah terhadap Islam.
🔹 Syaikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullah berkata:
"Revolusi Iran bukanlah revolusi Islam, tetapi gerakan yang bertujuan menyebarkan ajaran Syiah dan merusak persatuan umat Islam."
🔹 Syaikh Al-Albani rahimahullah menegaskan:
"Syiah Iran memiliki ambisi besar untuk menjadikan seluruh umat Islam tunduk pada kepemimpinan mereka, dan ini adalah bahaya besar bagi kaum Muslimin."
Kesimpulan: Waspada terhadap Revolusi Iran
- Iran menggunakan revolusi Syiah untuk menyebarkan ideologi mereka di dunia Islam.
- Dukungan terhadap milisi dan gerakan Syiah menciptakan konflik dan perpecahan di negara-negara Muslim.
- Iran tidak mewakili Islam yang sebenarnya, tetapi merupakan proyek politik berbasis sekte Syiah.
- Umat Islam harus waspada terhadap propaganda dan infiltrasi Iran yang mengancam stabilitas dunia Islam.
Sebagai umat Islam yang berpegang teguh pada Ahlus Sunnah wal Jamaah, kita harus memahami bahwa persatuan umat lebih penting daripada kepentingan politik sektarian. Semoga Allah menjaga kita dari segala bentuk fitnah dan kebatilan.
(albert/syiahindonesia.com)
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
0 komentar: