Syiahindonesia.com - Ayatollah Khomeini adalah tokoh yang sangat berpengaruh dalam gerakan Syiah modern. Pemikirannya telah membentuk ideologi Syiah kontemporer dan membawa dampak besar bagi dunia Islam, terutama melalui konsep Wilayatul Faqih yang menyesatkan. Artikel ini akan membahas pemikiran Khomeini serta membantahnya berdasarkan Al-Qur'an dan Sunnah.
Pemikiran Khomeini yang Bertentangan dengan Islam
1. Wilayatul Faqih: Konsep Kepemimpinan yang Menyimpang
Khomeini mencetuskan konsep Wilayatul Faqih, yang menyatakan bahwa ulama Syiah memiliki otoritas mutlak atas umat Islam. Ini bertentangan dengan prinsip kepemimpinan dalam Islam yang berdasarkan syura (musyawarah) dan keadilan.
"Kepemimpinan berada di tangan faqih yang adil dan berpengetahuan luas." (Khomeini, Hukumat-e Islami)
Dalam Islam, kepemimpinan harus berdasarkan kriteria yang ditetapkan dalam Al-Qur'an dan Sunnah, bukan hanya berdasarkan sekte tertentu.
2. Penghinaan terhadap Sahabat Nabi ﷺ
Khomeini dan pengikutnya sering merendahkan para sahabat Rasulullah ﷺ, terutama Abu Bakar, Umar, dan Utsman.
"Abu Bakar dan Umar telah menyelewengkan Islam dan mereka adalah tiran." (Khomeini, Kasyful Asrar)
Padahal, Rasulullah ﷺ bersabda:
لَا تَسُبُّوا أَصْحَابِي، فَوَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَوْ أَنَّ أَحَدَكُمْ أَنْفَقَ مِثْلَ أُحُدٍ ذَهَبًا مَا بَلَغَ مُدَّ أَحَدِهِمْ وَلَا نَصِيفَهُ
"Janganlah kalian mencela sahabatku, demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, jika salah seorang dari kalian menginfakkan emas sebesar Gunung Uhud, maka tidak akan menyamai satu mud atau setengahnya dari apa yang mereka infakkan." (HR. Bukhari No. 3673)
3. Konsep Imam Mahdi yang Berbeda dari Ahlus Sunnah
Syiah meyakini bahwa Imam Mahdi adalah seorang imam ke-12 yang sedang bersembunyi dan akan muncul kembali untuk memimpin dunia. Ini bertentangan dengan pemahaman Sunni, yang meyakini bahwa Imam Mahdi adalah pemimpin dari keturunan Nabi ﷺ yang akan muncul menjelang kiamat.
Bantahan Berdasarkan Al-Qur'an dan Hadits
1. Islam Melarang Pemimpin yang Bertindak Zalim
Allah berfirman:
إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُكُمْ أَنْ تُؤَدُّوا الْأَمَانَاتِ إِلَى أَهْلِهَا وَإِذَا حَكَمْتُمْ بَيْنَ النَّاسِ أَنْ تَحْكُمُوا بِالْعَدْلِ
"Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan apabila kamu menetapkan hukum di antara manusia, hendaklah kamu menetapkannya dengan adil." (QS. An-Nisa: 58)
2. Islam Melarang Penghinaan terhadap Sahabat
Allah berfirman:
وَالسَّابِقُونَ الْأَوَّلُونَ مِنَ الْمُهَاجِرِينَ وَالْأَنْصَارِ وَالَّذِينَ اتَّبَعُوهُمْ بِإِحْسَانٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ
"Dan orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari golongan Muhajirin dan Anshar serta orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan mereka pun ridha kepada-Nya." (QS. At-Taubah: 100)
Kesimpulan
Pemikiran Khomeini telah menyesatkan banyak orang dan merusak kesatuan umat Islam. Konsep Wilayatul Faqih, penghinaan terhadap sahabat, dan keyakinan tentang Imam Mahdi bertentangan dengan ajaran Islam yang benar. Umat Islam harus tetap berpegang teguh kepada Al-Qur'an dan Sunnah serta menjauhi ajaran-ajaran yang menyimpang.
(albert/syiahindonesia.com)
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
0 komentar: