Syiahindonesia.com - Persatuan umat Islam adalah harapan semua Muslim yang mencintai agamanya. Namun, bisakah Sunni dan Syiah benar-benar bersatu? Banyak orang menyerukan persatuan antara dua kelompok ini, tetapi jika kita melihat perbedaan fundamental antara Sunni dan Syiah, kita akan menemukan bahwa persatuan itu mustahil terjadi.
Artikel ini akan membahas mengapa Sunni tidak bisa bersatu dengan Syiah, dengan mengacu pada Al-Qur’an, hadits, dan fakta sejarah yang membuktikan bahwa Syiah bukan bagian dari Islam, melainkan aliran sesat yang bertentangan dengan ajaran Rasulullah ﷺ.
1. Perbedaan Aqidah yang Sangat Jauh
a. Syiah Menganggap Al-Qur’an Tidak Lengkap
Dalam Islam, Al-Qur’an adalah kitab suci yang sempurna dan terjaga keasliannya. Allah berfirman:
إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُ لَحَافِظُونَ
"Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al-Qur’an, dan sesungguhnya Kami pula yang akan menjaganya."
(QS. Al-Hijr: 9)
Namun, Syiah meyakini bahwa Al-Qur’an telah mengalami perubahan (tahrif). Dalam kitab mereka "Fashl al-Khitab" karya Al-Mirza An-Nuri At-Tibrisi, disebutkan:
"Al-Qur’an yang ada sekarang telah mengalami pengurangan. Ada ayat-ayat yang dihapus dan diubah oleh para sahabat."
Keyakinan ini jelas kufur dan bertentangan dengan Islam, sehingga Sunni tidak bisa bersatu dengan kelompok yang menganggap kitab sucinya sendiri telah diubah.
b. Syiah Mengkafirkan Sahabat Nabi ﷺ
Sunni menghormati semua sahabat Nabi ﷺ karena mereka adalah generasi terbaik yang berjuang bersama Rasulullah ﷺ dalam menegakkan Islam. Namun, dalam ajaran Syiah, mayoritas sahabat Nabi ﷺ dianggap murtad dan pengkhianat.
Dalam kitab Al-Kafi, salah satu kitab hadits utama Syiah, disebutkan:
كَانَ النَّاسُ أَهْلَ رِدَّةٍ بَعْدَ النَّبِيِّ إِلَّا ثَلَاثَةً
"Semua orang telah murtad setelah Nabi kecuali tiga orang."
(Al-Kafi, 8/245)
Bagaimana Sunni bisa bersatu dengan Syiah jika mereka menganggap sahabat Nabi ﷺ sebagai orang kafir, padahal sahabatlah yang menyampaikan Islam kepada kita?
2. Perbedaan Konsep Kepemimpinan (Imamah vs. Khilafah)
Dalam Islam Sunni, kepemimpinan umat setelah wafatnya Rasulullah ﷺ ditentukan melalui musyawarah (syura), sebagaimana dilakukan oleh para sahabat ketika memilih Abu Bakar radhiyallahu ‘anhu sebagai khalifah pertama.
Namun, dalam ajaran Syiah, kepemimpinan harus berada di tangan imam yang maksum (terjaga dari dosa) dari keturunan Ali bin Abi Thalib. Mereka percaya bahwa Ali adalah pemimpin yang sah setelah Nabi, dan siapa pun yang tidak mengakui kepemimpinan Ali adalah kafir.
Dalam kitab Ushul al-Kafi, disebutkan:
مَنْ أَنْكَرَ إِمَامَةَ أَحَدٍ مِنَ الْأَئِمَّةِ فَقَدْ أَنْكَرَ إِمَامَةَ الْجَمِيعِ
"Barang siapa yang mengingkari kepemimpinan salah satu imam, maka dia telah mengingkari semua imam."
(Ushul al-Kafi, 1/376)
Keyakinan ini bertentangan dengan Islam, karena kepemimpinan dalam Islam tidak diwariskan melalui garis keturunan, melainkan berdasarkan kemampuan dan musyawarah umat.
3. Doktrin Taqiyyah: Syiah Berbohong kepada Sunni
Salah satu alasan utama Sunni tidak bisa bersatu dengan Syiah adalah karena Syiah menghalalkan kebohongan (taqiyyah). Taqiyyah adalah berbohong demi menyembunyikan keyakinan mereka.
Dalam kitab Al-Kafi, disebutkan:
التَّقِيَّةُ دِينِي وَدِينُ آبَائِي، وَمَنْ لَا تَقِيَّةَ لَهُ لَا دِينَ لَهُ
"Taqiyyah adalah agamaku dan agama leluhurku. Barang siapa tidak bertaqiyyah, maka dia tidak beragama."
(Al-Kafi, 2/217)
Dengan doktrin ini, bagaimana Sunni bisa mempercayai Syiah jika mereka sendiri menganggap berbohong sebagai bagian dari agama mereka?
4. Kebencian Syiah terhadap Sunni dan Umat Islam
Syiah bukan hanya berbeda dalam aqidah, tetapi juga memiliki sejarah panjang permusuhan terhadap umat Islam. Di banyak negara, Syiah sering bersekutu dengan musuh Islam untuk menghancurkan kaum Muslimin.
Sebagai contoh:
✅ Syiah Bani Ubaidiyah (Fatimiyah) bekerja sama dengan tentara Salib untuk menyerang kaum Muslimin di Mesir.
✅ Syiah Qaramithah membantai jamaah haji di Mekah tahun 930 M dan mencuri Hajar Aswad dari Ka'bah.
✅ Syiah Iran modern mendukung milisi Syiah di Suriah dan Irak yang membantai ribuan Muslim Sunni.
Bahkan, Imam Khumaini dalam kitabnya mengatakan bahwa:
"Sunni lebih buruk daripada Yahudi dan Nasrani, dan lebih najis daripada anjing."
Bagaimana mungkin Sunni bisa bersatu dengan kelompok yang menganggap mereka lebih buruk dari anjing?
5. Kesimpulan: Sunni dan Syiah Tidak Mungkin Bersatu
Dari semua fakta di atas, jelas bahwa Sunni dan Syiah memiliki perbedaan yang tidak dapat dijembatani. Syiah bukan bagian dari Islam, melainkan ajaran sesat yang merusak Islam dari dalam.
💡 Alasan mengapa Sunni tidak bisa bersatu dengan Syiah:
❌ Syiah meyakini bahwa Al-Qur’an telah diubah, sementara Sunni meyakini keasliannya.
❌ Syiah mengkafirkan mayoritas sahabat Nabi ﷺ, sementara Sunni menghormati mereka.
❌ Syiah mengajarkan konsep imamah yang bertentangan dengan Islam.
❌ Syiah menghalalkan kebohongan (taqiyyah).
❌ Syiah memiliki sejarah panjang dalam mengkhianati dan membunuh kaum Muslimin.
Umat Islam harus waspada terhadap ajaran Syiah dan jangan tertipu dengan slogan "Persatuan Sunni-Syiah" yang sebenarnya hanya tipu daya untuk melemahkan Islam.
Sebagai Muslim, kita harus tetap berpegang teguh pada Al-Qur’an dan Sunnah, serta bersatu di bawah bimbingan ulama Ahlus Sunnah wal Jama'ah.
(albert/syiahindonesia.com)
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
0 komentar: