Pengertian Mazhab dalam Islam
Sebelum membahas lebih jauh mengenai status Syiah, perlu dipahami terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan mazhab dalam Islam. Mazhab dalam Islam merujuk pada aliran pemikiran atau sekolah hukum yang berkembang dalam kajian fiqh (hukum Islam). Keempat mazhab besar dalam Islam adalah Hanafi, Maliki, Syafi’i, dan Hanbali, yang semuanya dianggap sebagai bagian dari ajaran Islam yang sah dan sejalan dengan prinsip-prinsip dasar Al-Qur'an dan Hadits.
Mazhab-mazhab ini berkembang melalui metodologi yang berbeda dalam menafsirkan teks-teks agama, namun semuanya tetap berada dalam kerangka pokok ajaran Islam, yaitu tauhid, risalah, dan akhlak yang mulia. Tidak ada di antara mazhab-mazhab tersebut yang menyimpang dari ajaran Islam yang diterima secara umum.
Aqidah Syiah yang Menyimpang dari Ajaran Islam
Salah satu alasan utama mengapa Syiah dianggap sebagai aliran sesat adalah karena aqidahnya yang menyimpang dari ajaran Islam yang diyakini oleh mayoritas umat Muslim, yaitu aqidah Ahlus Sunnah wal Jamaah. Beberapa poin aqidah Syiah yang dianggap sesat dan tidak sejalan dengan Islam yang sebenarnya antara lain:
-
Imamah Syiah mengajarkan bahwa setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW, kepemimpinan umat Islam seharusnya jatuh pada Ali bin Abi Talib dan keturunannya, yang dikenal dengan istilah "Imam." Mereka meyakini bahwa Imam adalah orang yang maksum (terjaga dari dosa) dan memiliki otoritas mutlak dalam hal agama dan politik. Pandangan ini bertentangan dengan ajaran mayoritas umat Islam yang berpegang pada konsep kekhalifahan yang didasarkan pada pemilihan atau konsensus umat, bukan keturunan.
-
Tashayyu' atau Pengagungan Terhadap Keluarga Nabi Syiah mengajarkan pengagungan yang sangat tinggi terhadap keluarga Nabi (Ahlul Bait), terutama Ali, Fatimah, Hasan, dan Husain. Meskipun umat Islam secara umum menghormati keluarga Nabi, Syiah menempatkan mereka pada posisi yang sangat istimewa hingga kepercayaan bahwa mereka memiliki otoritas yang setara dengan Nabi Muhammad SAW. Hal ini bertentangan dengan ajaran Islam yang menekankan bahwa hanya Nabi Muhammad SAW yang menerima wahyu dan petunjuk langsung dari Allah SWT.
-
Keyakinan tentang Imam Mahdi Syiah percaya bahwa Imam Mahdi adalah seorang Imam yang akan muncul di akhir zaman untuk menegakkan keadilan dan memimpin umat Islam. Mereka meyakini bahwa Imam Mahdi telah hidup di dunia ini dan bersembunyi (occultation) selama berabad-abad, dan akan kembali suatu saat nanti. Keyakinan ini tidak memiliki dasar yang kuat dalam Al-Qur'an dan Hadits yang sahih, dan lebih banyak berlandaskan pada hadis-hadis yang dipertanyakan keabsahannya.
-
Doa dan Ziarah Kubur Dalam ajaran Syiah, ziarah kubur dan doa-doa tertentu kepada Imam-Imam yang telah wafat sangat ditekankan. Bahkan, sebagian besar ajaran Syiah menyarankan umatnya untuk memohon pertolongan kepada para Imam yang dianggap suci. Ini bertentangan dengan ajaran Islam yang murni, yang mengajarkan agar umat Islam hanya memohon pertolongan kepada Allah SWT semata, bukan kepada makhluk-Nya.
Praktik Syiah yang Bertentangan dengan Islam
Selain aqidah, praktik-praktik dalam Syiah juga menunjukkan banyak kesesatan yang tidak sesuai dengan ajaran Islam yang benar. Beberapa praktik tersebut antara lain:
-
Ritual Asyura dan Peringatan Karbala Syiah memeringati peristiwa Karbala setiap tahun dengan cara yang sangat emosional, termasuk dengan mencambuk diri sendiri dan menangis di atas kuburan Imam Husain. Meskipun peristiwa Karbala adalah peristiwa sejarah yang penting, cara peringatan yang dilakukan dengan cara-cara seperti ini tidak pernah dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW atau para sahabat. Islam mengajarkan bahwa peringatan peristiwa sejarah harus dilakukan dengan cara yang sesuai dengan ajaran agama, bukan dengan melakukan ritual yang melibatkan penyiksaan diri.
-
Nikah Mut'ah Nikah mut'ah atau pernikahan sementara adalah praktik yang diizinkan dalam ajaran Syiah, tetapi secara tegas dilarang dalam Islam. Islam mengajarkan bahwa pernikahan harus bersifat permanen dan berdasarkan komitmen jangka panjang, bukan sementara. Praktik ini bertentangan dengan prinsip-prinsip moral dan sosial dalam Islam.
-
Taqiyah (Menyembunyikan Aqidah) Taqiyah adalah praktik yang diajarkan dalam ajaran Syiah, di mana seorang Muslim boleh menyembunyikan keyakinan atau aqidah mereka, terutama jika mereka berada di bawah ancaman atau tekanan. Meskipun ini mungkin memiliki dasar tertentu dalam kondisi ekstrem, tetapi dalam banyak kasus, taqiyah digunakan untuk menutupi ajaran-ajaran sesat Syiah dari masyarakat Islam yang lebih luas. Praktik ini jelas bertentangan dengan prinsip kejujuran dan keterbukaan dalam Islam.
Syiah dan Sejarah Perpecahan Islam
Lahirnya Syiah tidak hanya berdampak pada perubahan ajaran agama, tetapi juga menyebabkan perpecahan dalam umat Islam. Pada awalnya, perpecahan ini terjadi akibat perselisihan politik mengenai siapa yang berhak menjadi pemimpin umat setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW. Namun, seiring berjalannya waktu, perbedaan ini semakin mendalam dan berkembang menjadi perbedaan aqidah yang besar.
Perpecahan ini semakin diperburuk dengan munculnya berbagai aliran dalam Syiah yang tidak sejalan dengan ajaran Islam yang benar. Sebagian besar ajaran Syiah, seperti pengkultusan terhadap Imam, penolakan terhadap sahabat Nabi, dan klaim bahwa Imam Ali adalah satu-satunya yang berhak menjadi khalifah, menyebabkan perpecahan yang mendalam dalam umat Islam.
Kesimpulan
Syiah, meskipun mengaku sebagai bagian dari umat Islam, menyimpang jauh dari ajaran Islam yang sah. Aqidah, praktik, dan sejarah yang dikembangkan oleh Syiah menunjukkan bahwa mereka bukanlah bagian dari mazhab Islam yang sah. Sebaliknya, mereka lebih cocok disebut sebagai aliran sesat yang menyimpang dari prinsip-prinsip dasar Islam yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW. Oleh karena itu, umat Islam yang berpegang pada ajaran Al-Qur'an dan Hadits yang sahih harus waspada terhadap ajaran Syiah dan selalu berpegang pada aqidah Ahlus Sunnah wal Jamaah sebagai jalan yang benar.
(albert/syiahindonesia.com)
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
0 komentar: