Breaking News
Loading...

Syiah dalam Sejarah: Fitnah dan Perpecahan Umat Islam


Syiahindonesia.com
- Sejak awal munculnya, Syiah telah menjadi salah satu aliran yang mempengaruhi jalannya sejarah umat Islam. Meskipun sebagian pengikutnya mengklaim sebagai bagian dari umat Islam yang sah, banyak fakta sejarah yang menunjukkan bahwa Syiah telah menyebabkan fitnah dan perpecahan di kalangan umat Islam. Dalam artikel ini, kita akan membahas perjalanan sejarah Syiah dan bagaimana aliran ini menjadi sumber perpecahan yang cukup signifikan dalam dunia Islam.


Asal Usul Syiah: Perselisihan Pengangkatan Khalifah

Setelah wafatnya Nabi Muhammad ﷺ, umat Islam dihadapkan pada tantangan besar: siapa yang akan menggantikan beliau sebagai pemimpin umat Islam, atau yang dikenal dengan sebutan khalifah? Mayoritas umat Islam memilih Abu Bakar sebagai khalifah pertama melalui musyawarah dan konsensus. Namun, sekelompok orang yang terdiri dari keluarga Ali bin Abi Thalib dan pengikutnya menolak pengangkatan Abu Bakar, dan memilih untuk mendukung Ali sebagai khalifah.

Kelompok ini menyatakan bahwa Nabi Muhammad ﷺ telah menunjuk Ali sebagai penerusnya dalam peristiwa Ghadir Khum, sebuah kejadian yang menurut mereka menjadi dasar penunjukan Ali sebagai pemimpin umat Islam. Namun, mayoritas umat Islam lainnya, termasuk para sahabat dekat Nabi seperti Abu Bakar, Umar, dan Utsman, tidak sepakat dengan klaim ini. Mereka menilai bahwa pemilihan khalifah seharusnya berdasarkan musyawarah umat Islam, bukan penunjukan langsung dari Nabi.

Perbedaan pendapat ini akhirnya memicu perselisihan besar yang membelah umat Islam menjadi dua kelompok: Ahlus Sunnah Wal Jama'ah dan Syiah. Sejak saat itu, Syiah terbentuk sebagai kelompok yang memandang kepemimpinan umat Islam harus turun-temurun melalui keluarga Ali, sementara Ahlus Sunnah menerima konsensus dan musyawarah dalam pemilihan khalifah.


Perpecahan yang Terus Berkembang

Seiring berjalannya waktu, perselisihan antara Syiah dan Ahlus Sunnah semakin mengerucut. Selama masa pemerintahan khalifah-khalifah pertama, terutama di bawah kepemimpinan Abu Bakar, Umar, dan Utsman, ketegangan antara kedua kelompok ini semakin terasa. Beberapa peristiwa, seperti pembunuhan Khalifah Utsman dan Perang Jamal, semakin memperburuk hubungan antara Syiah dan Ahlus Sunnah. Meskipun Ali akhirnya menjadi khalifah keempat setelah pembunuhan Utsman, perpecahan ini tetap ada dan semakin menguat.

Selain itu, selama periode Dinasti Umayyah dan Abbasiyah, kekuasaan politik yang terpusat di tangan Ahlus Sunnah semakin memperburuk hubungan dengan Syiah. Pembunuhan dan penindasan terhadap pengikut Syiah menjadi hal yang umum, yang memperburuk pandangan mereka terhadap pemerintah yang berkuasa.

Namun, meskipun perpecahan ini terus berlanjut, Syiah juga berkembang menjadi sebuah aliran yang lebih terorganisir, dengan keyakinan dan ritual-ritual yang khas, seperti peringatan Asyura yang memperingati peristiwa tragis Karbala.


Peran Syiah dalam Fitnah Umat Islam

Sejarah menunjukkan bahwa Syiah, dengan ajaran-ajarannya yang berbeda, telah menyebabkan banyak fitnah dan perpecahan dalam umat Islam. Salah satu masalah utama yang menjadi perbedaan antara Syiah dan Ahlus Sunnah adalah konsep Imamah. Bagi Syiah, Imamah adalah konsep kepemimpinan yang harus turun-temurun dari Ali dan keluarganya, yang disebut Imam. Mereka berkeyakinan bahwa Imam memiliki otoritas khusus dalam urusan agama dan politik, sementara Ahlus Sunnah meyakini bahwa pemimpin umat Islam dipilih berdasarkan musyawarah dan konsensus.

Pandangan ini telah menyebabkan konflik besar sepanjang sejarah Islam. Salah satu contoh paling tragis adalah peristiwa Karbala pada tahun 680 M, di mana Imam Hussein, cucu Nabi Muhammad ﷺ dan pengikutnya yang setia, dibunuh oleh pasukan Yazid bin Muawiyah. Peristiwa ini bukan hanya menjadi pemicu bagi kebangkitan gerakan Syiah, tetapi juga memperburuk perpecahan antara kedua kelompok.

Selain itu, penyebaran ajaran Syiah di berbagai wilayah juga menjadi salah satu faktor penyebab fitnah dalam dunia Islam. Misalnya, di Iran, Syiah menjadi aliran dominan yang terus mempengaruhi politik dan sosial budaya negara tersebut. Pengaruh Syiah yang kuat ini juga menimbulkan ketegangan dengan negara-negara mayoritas Sunni di kawasan Timur Tengah, seperti Arab Saudi dan negara-negara Teluk.


Syiah dan Penistaan terhadap Sahabat Nabi

Salah satu tuduhan besar yang sering dilontarkan oleh pengikut Syiah terhadap sahabat Nabi adalah bahwa mereka menganggap sebagian besar sahabat sebagai orang-orang yang telah murtad setelah wafatnya Nabi Muhammad ﷺ. Bahkan, sebagian pengikut Syiah berkeyakinan bahwa hanya Ali dan keluarganya yang benar-benar memahami ajaran Islam, sementara sahabat-sahabat lain dianggap telah menyimpang dari jalan yang benar.

Hal ini sangat bertentangan dengan pandangan Ahlus Sunnah yang memandang sahabat Nabi sebagai orang-orang yang dihormati dan dihargai. Ahlus Sunnah meyakini bahwa sahabat Nabi adalah orang-orang yang telah berjasa besar dalam menyebarkan ajaran Islam dan menjaga wahyu yang diterima oleh Nabi Muhammad ﷺ.

Penistaan terhadap sahabat Nabi ini menjadi salah satu penyebab utama perpecahan dalam sejarah Islam. Ini bukan hanya menyakitkan bagi umat Islam Sunni, tetapi juga memperburuk hubungan antara kelompok-kelompok yang berbeda dalam dunia Islam.


Kesimpulan: Syiah dan Perpecahan dalam Sejarah Islam

Secara keseluruhan, sejarah Syiah menunjukkan bagaimana perbedaan pandangan dalam soal kepemimpinan umat Islam dapat menyebabkan perpecahan yang mendalam. Meskipun Syiah mengklaim bahwa ajaran mereka adalah bagian dari Islam, banyak ajaran mereka yang tidak sesuai dengan ajaran pokok yang diterima oleh mayoritas umat Islam.

Perpecahan yang dimulai sejak masa setelah wafatnya Nabi Muhammad ﷺ terus berlanjut hingga hari ini, dengan konflik-konflik yang terjadi di berbagai belahan dunia Islam, terutama di kawasan Timur Tengah. Untuk menjaga persatuan umat Islam, sangat penting bagi kita untuk kembali kepada ajaran Al-Qur'an dan Hadits, serta menghormati sahabat Nabi dan menjauhi segala bentuk perpecahan yang hanya akan membawa kerugian bagi umat Islam secara keseluruhan.

Wallahu a'lam bishawab.

(albert/syiahindonesia.com)



************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!

Artikel Syiah Lainnya

0 komentar: