Syiahindonesia.com - Dalam tradisi Islam, pemahaman yang benar terhadap Al-Qur’an sangatlah penting. Oleh karena itu, tafsiran yang keliru terhadap ayat-ayat Al-Qur’an dapat menyesatkan umat. Sayangnya, dalam praktiknya, sebagian kelompok seperti Syiah sering kali menafsirkan beberapa ayat dengan cara yang sangat berbeda dari pemahaman mayoritas umat Islam (Sunni), yang dianggap oleh Ahlus Sunnah sebagai penafsiran yang sesat. Artikel ini akan mengulas berbagai ayat yang sering dijadikan dasar oleh Syiah untuk mendukung doktrin mereka, namun jika diteliti lebih dalam, ayat-ayat tersebut sebenarnya memiliki tafsiran yang berbeda.
Ayat tentang Imamah
Salah satu ayat yang sering dijadikan dasar oleh Syiah untuk menguatkan doktrin Imamah adalah ayat dalam Surah Al-Ma’idah (5:67):
يَا أَيُّهَا الرَّسُولُ بَلِّغْ مَا أُنزِلَ إِلَيْكَ مِن رَّبِّكَ وَإِن لَّمْ تَفْعَلْ فَمَا بَلَّغْتَ رِسَالَتَهُ وَاللَّهُ يَعْصِمُكَ مِنَ النَّاسِ إِنَّ اللَّـهَ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الْكَافِرِينَ
Artinya: “Wahai Rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu. Dan jika tidak, maka (artinya) kamu tidak menyampaikan risalah-Nya. Dan Allah melindungimu dari (gangguan) manusia. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir.”
Syiah menafsirkan ayat ini sebagai perintah untuk menyampaikan wasiat Nabi Muhammad SAW tentang pengangkatan Imam setelah beliau wafat, yaitu Ali bin Abi Thalib. Mereka mengklaim bahwa ayat ini berhubungan dengan peristiwa Ghadir Khum, di mana Nabi Muhammad dikatakan mengangkat Ali sebagai Imam setelah beliau. Namun, Ahlus Sunnah menilai bahwa ayat ini justru berbicara tentang kewajiban Rasulullah untuk menyampaikan wahyu terakhir yang diturunkan kepada umat, yaitu ayat tentang penyempurnaan agama di Haji Wada', yang tidak ada kaitannya dengan pengangkatan Imam setelah Nabi.
Ayat tentang Ali sebagai Wali
Ayat lain yang sering dirujuk oleh Syiah adalah ayat dalam Surah Al-Ma’idah (5:55):
إِنَّمَا وَلِيُّكُمُ اللَّـهُ وَرَسُولُهُ وَالَّذِينَ آمَنُوا الَّذِينَ يُقِيمُونَ الصَّلَاةَ وَيُؤْتُونَ الزَّكَاةَ وَهُمْ رَاكِعُونَ
Artinya: “Sesungguhnya wali (pelindung) kalian hanyalah Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang yang beriman yang mendirikan salat dan menunaikan zakat, sementara mereka dalam keadaan rukuk.”
Syiah berpendapat bahwa ayat ini secara khusus merujuk pada Ali bin Abi Thalib, yang menurut mereka memberikan cincin kepada seorang miskin saat sedang rukuk. Mereka menganggap ini sebagai bukti bahwa Ali adalah satu-satunya wali yang dimaksud dalam ayat ini. Namun, Ahlus Sunnah menilai bahwa ayat ini berlaku umum dan tidak hanya merujuk pada Ali semata. Ayat ini menekankan pentingnya ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya, serta kepada orang-orang yang beriman yang melakukan amal saleh, termasuk mendirikan salat dan menunaikan zakat.
Ayat tentang Ahlul Bayt
Dalam tafsiran Syiah, Surah Al-Ahzab (33:33) seringkali dijadikan sebagai bukti bahwa Ahlul Bayt Nabi (Ali, Fatimah, Hasan, dan Husain) adalah kelompok yang suci dan tidak terkena dosa. Ayat ini berbicara tentang penyucian Ahlul Bayt:
إِنَّمَا يُرِيدُ اللَّـهُ لِيُذْهِبَ عَنكُمُ الرِّجْسَ أَهْلَ الْبَيْتِ وَيُطَهِّرَكُمْ تَطْهِيرًا
Artinya: “Sesungguhnya Allah hanya ingin menghilangkan kotoran (dosa) dari kalian, wahai Ahlul Bayt, dan menyucikan kalian sesuci-sucinya.”
Syiah menafsirkan ayat ini dengan cara yang sangat spesifik, hanya mengacu pada lima orang: Nabi Muhammad SAW, Ali, Fatimah, Hasan, dan Husain, yang mereka anggap sebagai Ahlul Bayt yang dimaksud dalam ayat ini. Padahal, Ahlus Sunnah memandang bahwa ayat ini berlaku untuk seluruh keluarga Nabi, yang mencakup lebih banyak anggota Ahlul Bayt, dan tidak hanya terbatas pada lima orang tersebut.
Ayat tentang Tasybih dan Tarjih
Syiah juga sering kali menggunakan tafsiran terhadap ayat-ayat yang berkaitan dengan tasybih dan tarjih dalam Surah Al-Ahzab (33:33). Sebagai contoh, Syiah mengaitkan ayat ini dengan kedudukan Imam Ali dan keluarganya, dengan klaim bahwa ayat ini menegaskan bahwa mereka adalah pribadi-pribadi yang suci dan tidak akan tersentuh oleh dosa.
إِنَّمَا يُرِيدُ اللَّـهُ لِيُذْهِبَ عَنكُمُ الرِّجْسَ أَهْلَ الْبَيْتِ وَيُطَهِّرَكُمْ تَطْهِيرًا
Namun, Ahlus Sunnah memiliki pemahaman yang berbeda. Mereka meyakini bahwa ayat ini berbicara tentang penyucian umat secara umum dan bukan hanya keluarga Nabi yang terbatas pada lima orang. Selain itu, Ahlus Sunnah memandang bahwa seluruh umat Muslim memiliki kesempatan untuk menyucikan diri mereka dari dosa dengan mengikuti ajaran Islam yang benar.
Ayat Kursi dan Penghormatan Terhadap Imam
Syiah juga berusaha mengaitkan Ayat Kursi (Surah Al-Baqarah 2:255) dengan keutamaan Imam-imam mereka. Ayat ini menjelaskan tentang kekuasaan dan kebesaran Allah, dan tidak ada satupun yang dapat memberikan syafaat tanpa izin-Nya:
اللَّـهُ لَا إِلٰهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ لَا تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلَا نَوْمٌ لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ مَنْ ذَا الَّذِي يَشْفَعُ عِندَهُ إِلَّا بِإِذْنِهِ
Artinya: “Allah, tidak ada Tuhan selain Dia, Yang Maha Hidup, Maha Mengurus. Tidak mengantuk dan tidak tidur. Milik-Nya apa yang ada di langit dan di bumi. Siapakah yang dapat memberi syafaat di sisi-Nya tanpa izin-Nya?”
Syiah mengklaim bahwa Imam-imam mereka memiliki kekuasaan yang luar biasa dan dapat memberikan syafaat, sementara Ahlus Sunnah memandang bahwa hanya Allah yang memiliki kekuasaan mutlak, dan tidak ada yang bisa memberi syafaat tanpa izin-Nya. Dalam pandangan Ahlus Sunnah, tidak ada seorang pun, termasuk Imam-imam Syiah, yang memiliki wewenang semacam itu.
Penutupan
Tafsiran Syiah terhadap ayat-ayat Al-Qur’an sering kali berbeda jauh dengan pemahaman Ahlus Sunnah. Sebagian besar tafsiran mereka tidak sesuai dengan konteks asli dari ayat-ayat tersebut, yang menyebabkan kesesatan dalam pemahaman ajaran Islam. Ayat-ayat yang mereka tafsirkan sebagai dasar ajaran Imamah, misalnya, sebenarnya tidak ada kaitannya dengan pengangkatan Imam setelah Nabi Muhammad. Oleh karena itu, sangat penting bagi umat Islam untuk kembali kepada pemahaman yang sahih dan menjaga diri dari tafsiran yang menyimpang.
(albert/syiahindonesia.com)
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
0 komentar: