Syiahindonesia.com – Salah satu klaim yang sering diajukan oleh kelompok Syiah adalah bahwa Al-Qur’an yang kita miliki saat ini tidak lengkap dan telah mengalami perubahan setelah wafatnya Nabi Muhammad ﷺ. Klaim ini sangat penting karena menyentuh inti dari keaslian dan kemurnian wahyu yang diterima oleh Nabi Muhammad ﷺ. Artikel ini akan mengungkapkan fakta dan bukti tentang klaim tersebut, serta membantahnya dengan dalil-dalil dari Al-Qur’an dan Hadis.
Syiah dan Klaim Ketidaklengkapan Al-Qur’an
Kelompok Syiah sering kali mengajukan argumen bahwa Al-Qur’an yang ada saat ini tidak lengkap dan telah mengalami perubahan atau pengurangan setelah wafatnya Nabi Muhammad ﷺ. Mereka berpendapat bahwa sebagian ayat-ayat Al-Qur’an yang berkaitan dengan kedudukan Ali bin Abi Thalib dan keluarga Nabi telah dihapus atau disembunyikan. Mereka juga mengklaim bahwa Al-Qur’an yang ada saat ini tidak memuat semua wahyu yang diturunkan oleh Allah kepada Nabi Muhammad ﷺ.
Dalam pandangan mereka, ada bagian-bagian tertentu dari wahyu yang seharusnya terkandung dalam Al-Qur’an tetapi tidak ditemukan dalam mushaf yang ada sekarang. Sebagai contoh, mereka berpendapat bahwa ayat-ayat yang berhubungan dengan "Imamah" (kepemimpinan Ali dan keturunannya) telah dihapus dari Al-Qur’an.
Namun, klaim ini bertentangan dengan ajaran Islam yang diyakini oleh mayoritas umat Islam, baik Sunni maupun Syiah, yang menganggap bahwa Al-Qur’an yang ada saat ini adalah kitab yang sempurna dan tidak mengalami perubahan sejak diturunkan oleh Allah kepada Nabi Muhammad ﷺ.
Bantahan Terhadap Klaim Syiah: Al-Qur’an Tidak Pernah Berubah
Salah satu bukti kuat yang membantah klaim Syiah tentang ketidaklengkapan Al-Qur’an dapat ditemukan dalam ajaran Al-Qur’an itu sendiri. Allah dengan tegas menyatakan bahwa Dia akan menjaga kemurnian dan keaslian Al-Qur’an, dan tidak akan ada perubahan yang terjadi pada wahyu-Nya. Dalam Surah Al-Hijr ayat 9, Allah berfirman:
إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُ لَحَافِظُونَ
"Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al-Qur'an, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya." (QS. Al-Hijr: 9)
Ayat ini menunjukkan bahwa Allah berjanji untuk menjaga Al-Qur’an dari perubahan dan penyimpangan. Tidak ada satu pun bagian dari Al-Qur’an yang akan hilang atau diubah, dan kitab ini akan tetap utuh hingga hari kiamat.
Lebih lanjut, dalam Surah Al-Baqarah ayat 2, Allah menyatakan bahwa Al-Qur’an adalah petunjuk hidup yang sempurna bagi umat manusia:
ذَٰلِكَ الْكِتَابُ لَا رَيْبَ فِيهِ هُدًى لِّلْمُتَّقِينَ
"Ini adalah Kitab (Al-Qur'an) yang tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa." (QS. Al-Baqarah: 2)
Ayat ini menegaskan bahwa Al-Qur’an adalah kitab yang tidak diragukan lagi kebenarannya, dan tidak ada ruang untuk klaim bahwa Al-Qur’an yang kita miliki sekarang ini tidak lengkap atau telah mengalami perubahan.
Kepemimpinan yang Digambarkan dalam Al-Qur’an
Salah satu alasan mengapa kelompok Syiah mengklaim bahwa Al-Qur’an tidak lengkap adalah karena mereka percaya bahwa wahyu yang seharusnya mengangkat Ali bin Abi Thalib dan keturunannya sebagai pemimpin umat Islam dihapuskan atau tidak dimasukkan dalam Al-Qur’an. Mereka merujuk pada beberapa ayat yang mereka anggap menyiratkan pengangkatan Ali sebagai Imam setelah Nabi Muhammad ﷺ.
Namun, dalam pandangan Sunni, meskipun Al-Qur’an memuji Ali bin Abi Thalib sebagai salah satu sahabat terbaik Nabi, tidak ada ayat yang secara eksplisit mengangkatnya sebagai pemimpin umat Islam setelah Nabi Muhammad ﷺ. Tidak ada ayat dalam Al-Qur’an yang menyinggung tentang "Imamah" atau kepemimpinan keturunan Ali sebagai satu-satunya pemimpin yang sah setelah Nabi Muhammad ﷺ. Pandangan Sunni adalah bahwa kepemimpinan setelah Nabi Muhammad ﷺ harus berdasarkan musyawarah dan kesepakatan umat, yang akhirnya menghasilkan pemilihan Abu Bakar sebagai khalifah pertama.
Klaim Syiah mengenai hilangnya wahyu terkait Imamah sebenarnya berakar pada pandangan mereka tentang peristiwa Ghadir Khum. Mereka menganggap bahwa Nabi Muhammad ﷺ secara eksplisit menunjuk Ali sebagai penerusnya dalam peristiwa tersebut. Namun, tidak ada bukti yang sahih dalam Al-Qur’an yang mendukung klaim ini. Sebaliknya, dalam Surah Al-Ma’idah ayat 3, Allah menyatakan bahwa agama Islam telah sempurna dan tidak ada wahyu yang hilang atau terlewat:
الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا
"Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Kukuasakan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Kuridhai Islam sebagai agama bagimu." (QS. Al-Ma’idah: 3)
Ayat ini dengan jelas menyatakan bahwa agama Islam telah sempurna pada waktu Nabi Muhammad ﷺ masih hidup, yang berarti tidak ada penambahan atau pengurangan wahyu setelahnya.
Al-Qur’an: Kitab yang Tetap Utuh dan Tidak Tergantikan
Keimanan umat Islam terhadap Al-Qur’an adalah keyakinan bahwa kitab ini adalah wahyu terakhir dari Allah yang tidak akan pernah berubah, hilang, atau mengalami distorsi. Setiap huruf dalam Al-Qur’an telah dijaga dengan sangat baik oleh Allah, dan ini dibuktikan dengan kemampuannya untuk tetap utuh sejak pertama kali diturunkan hingga sekarang. Meskipun ada upaya untuk merusak atau mengubah Al-Qur’an dari luar, tidak ada yang dapat merubahnya.
Sejak zaman Nabi Muhammad ﷺ, Al-Qur’an telah disalin, dihafal, dan diteruskan secara mutawatir oleh umat Islam, sehingga tidak ada ruang bagi penambahan atau pengurangan wahyu. Bahkan, jika Syiah mengklaim bahwa Al-Qur’an yang ada saat ini tidak lengkap, klaim tersebut tidak berdasar, karena Al-Qur’an yang kita miliki sekarang adalah satu-satunya yang telah dijaga keasliannya oleh Allah.
Kesimpulan: Al-Qur’an Tidak Pernah Berubah
Klaim Syiah bahwa Al-Qur’an yang ada saat ini tidak lengkap atau telah diubah bertentangan dengan ajaran Al-Qur’an itu sendiri. Allah dengan tegas menjamin bahwa Al-Qur’an akan terjaga dari perubahan atau distorsi apapun. Tidak ada ayat dalam Al-Qur’an yang mendukung klaim bahwa wahyu mengenai Imamah atau keturunan Ali bin Abi Thalib telah dihapus atau disembunyikan.
Dengan demikian, klaim Syiah tentang ketidaklengkapan Al-Qur’an adalah kesalahan besar dan bertentangan dengan keyakinan mayoritas umat Islam yang meyakini bahwa Al-Qur’an yang ada sekarang adalah wahyu yang sempurna, utuh, dan tidak akan pernah berubah.
Wallahu a'lam bishawab.
(albert/syiahindonesia.com)
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
0 komentar: