Syiahindonesia.com - Syiah mengklaim sebagai pengikut sejati Ahlul Bait dan Islam, tetapi dalam praktiknya banyak tradisi mereka yang justru bertentangan dengan ajaran Islam yang murni. Sejumlah ritual dan keyakinan dalam Syiah bukan hanya tidak memiliki dasar dalam Al-Qur'an dan hadits, tetapi juga sering kali menyimpang dari prinsip-prinsip tauhid dan sunah Rasulullah ﷺ. Berikut ini adalah beberapa tradisi dalam Syiah yang menyimpang dari Islam:
1. Ritual Menyiksa Diri saat Asyura
Setiap tanggal 10 Muharram, Syiah memperingati hari Asyura dengan berbagai ritual yang melibatkan penyiksaan diri, seperti memukul dada, mencambuk tubuh dengan rantai, bahkan menyayat kepala hingga berdarah-darah. Mereka mengklaim ini sebagai bentuk kecintaan terhadap Husain bin Ali, padahal Rasulullah ﷺ bersabda:
"Bukan dari golongan kami orang yang menampar pipi, merobek pakaian, dan menyeru dengan seruan jahiliyah." (HR. Bukhari & Muslim)
Islam tidak mengajarkan umatnya untuk meratapi kematian dengan cara yang berlebihan, apalagi hingga menyiksa diri sendiri. Ini adalah tradisi jahiliyah yang tidak sesuai dengan akidah Islam.
2. Doktrin Taqiyyah: Dusta yang Dilegalkan
Dalam ajaran Syiah, terdapat konsep taqiyyah, yaitu menyembunyikan keyakinan sebenarnya demi keselamatan atau keuntungan politik. Padahal, Islam menekankan kejujuran sebagai prinsip utama dalam kehidupan seorang Muslim. Allah berfirman:
"Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan ucapkanlah perkataan yang benar." (QS. Al-Ahzab: 70)
Taqiyyah justru merusak kepercayaan dalam interaksi sosial dan memungkinkan kebohongan sebagai bagian dari ajaran agama, sesuatu yang bertentangan dengan Islam.
3. Pengkultusan Imam sebagai Makhluk Maksum
Syiah meyakini bahwa para imam mereka adalah maksum (terbebas dari dosa) dan memiliki otoritas setara dengan para nabi. Bahkan, mereka menganggap imam bisa memberikan syafaat tanpa izin Allah. Padahal, Islam menegaskan bahwa hanya Allah yang berhak memberikan syafaat, sebagaimana firman-Nya:
"Katakanlah, 'Semua syafaat itu milik Allah.'" (QS. Az-Zumar: 44)
Keyakinan ini sangat menyimpang karena menempatkan manusia dalam posisi yang hanya dimiliki oleh Allah.
4. Menghina dan Mengkafirkan Sahabat Nabi
Banyak kitab Syiah yang mencela bahkan mengkafirkan sahabat-sahabat Nabi Muhammad ﷺ, terutama Abu Bakar, Umar bin Khattab, dan Aisyah radhiyallahu 'anhum. Mereka menuduh sahabat telah merebut hak kepemimpinan Ali bin Abi Thalib. Padahal, Allah memuji para sahabat dalam firman-Nya:
"Orang-orang yang terdahulu lagi pertama-tama (masuk Islam) dari kalangan Muhajirin dan Anshar serta orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan mereka pun ridha kepada-Nya." (QS. At-Taubah: 100)
Menghina sahabat berarti menentang ketetapan Allah yang telah meridhai mereka.
5. Mut'ah: Legalitas Zina dalam Syiah
Nikah mut'ah (kawin kontrak) adalah praktik yang dibolehkan dalam ajaran Syiah, meskipun sudah diharamkan oleh Rasulullah ﷺ. Nikah mut'ah sejatinya adalah bentuk eksploitasi terhadap wanita dengan dalih pernikahan sementara. Rasulullah ﷺ bersabda:
"Wahai manusia, aku telah mengizinkan kalian melakukan nikah mut'ah, tetapi sekarang Allah telah mengharamkannya hingga hari kiamat. Maka, siapa saja yang memiliki istri mut'ah, hendaklah ia melepaskannya." (HR. Muslim)
Dengan demikian, nikah mut'ah bukan bagian dari Islam, melainkan bentuk penyimpangan moral yang dibungkus dalam kedok agama.
Kesimpulan
Tradisi-tradisi Syiah di atas menunjukkan bahwa ajaran mereka banyak menyimpang dari Islam yang dibawa oleh Rasulullah ﷺ. Dari ritual menyiksa diri, taqiyyah, pengkultusan imam, hingga penghinaan terhadap sahabat, semuanya tidak memiliki dasar dalam ajaran Islam yang murni. Sebagai Muslim, kita harus berpegang teguh kepada Al-Qur'an dan sunah, serta menjauhi segala bentuk penyimpangan dalam beragama.
Wallahu a’lam bish-shawab.
(albert/syiahindonesia.com)
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
0 komentar: