Syiahindonesia.com - Sejatinya, Syi'ah adalah aliran yang berawal dari gerakan politik. Yaitu ketika para sahabat terkena fitnah syubhat dalam peristiwa tahkim, dimana sahabat Rasulullah kala itu terpecah menjadi dua kubu, kubu Ali r.a dan Muawiyyah r.a hingga kedua kubu itu saling menumpahkan darah satu sama lain. Meski demikian, Syiah lah yang sebenarnya menjadi dalang dari semua kejadian itu. Tak lain adalah Abdullah bin Saba’, seorang yahudi yang pertama kali mengusung agama sesat Syiah. Ia menjadi sumber perpecahan yang terjadi antara kedua kubu sahabat Ali r.a dan Muawiyyah r.a, dan sebenarnya gerakan makar yang dilakukan Abdullah bin Saba’ beserta pendukungnya sudah terjadi sejak zaman Khalifah Utsman.
Berlanjut hingga era sekarang, Syiah tidak hanya bergelut dalam doktrin religi saja, namun mereka juga getol dalam memusuhi kaum muslimin lewat sarana politik. Iran misalnya, ia adalah salah satu Negara yang dikuasai oleh orang-orang Syiah Rafidhah.
Indonesia pun menjadi sasaran Syiah selanjutnya, dedengkot syiah di Indonesia juga getol untuk menyusup masuk kedalam ranah politik.
Adalah Jalaludin Rahmat, seorang Syiah sekaligus Dewan Perwakilan Rakyat ini mulai memberikan pernyataan-pernyataan yang bersifat tendensif dalam pembelaannya terhadap alirah sesat Syiah. Ia mengatakan bahwa saat ini regulasi kurang menolerir kebebasan beragama seperti adanya undang-undang penistaan agama. Legislator dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan ini berencana melahirkan sebuah undang-undang perlindungan untuk semua agama, sebagaimana dilansir TEMPO.CO.
Sebagai ulama dari kelompok sesat Syiah, kang Jalal -sapaan karib Jalaludin Rakhmat, mengaku akan membawa misi untuk melindungi kaum Syiah. Tidak hanya itu, kang Jalal juga akan membela kaum minoritas di parlemen seperti Ahmadiyah dan pemeluk agama Kristen. "Mereka memerlukan perlindungan dari undang-undang supaya tidak menjadi sasaran (tindakan) intoleransi," katanya saat ditemui di kompleks parlemen, Senayan, Rabu, 1 Oktober 2014.
Jalal yang mewakili daerah pemilihan Jawa Barat II Kabupaten Bandung-Kabupaten Bandung Barat ini mengatakan kasus intoleransi kerap terjadi. Seperti penutupan gereja-gereja, ibadah kaum Ahmadiyah yang diganggu dan kriminalisasi kelompok Syiah. Jalal mengaku akan ditugaskan partainya untuk duduk di komisi VII DPR yang mengurusi isu agama.
Dia mencontohkan penolakan Front Pembela Islam terhadap Basuki Tjahaja Purnama menjadi Gubernur DKI Jakarta adalah bagaimana rasisme dan agama menjadi alat politik untuk menjatuhkan seorang pejabat. Menurut dia, berdasarkan UUD 1945, konsep NKRI dan pancasila, setiap warga negara berhak memilih dan dipilih menjadi pemimpin. "Menjatuhkan seorang pejabat hanya karena alasam agama atau ras, menurut kami itu kemunduran besar," katanya. (NIsyi/Syiahindonesia.com)
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
Berlanjut hingga era sekarang, Syiah tidak hanya bergelut dalam doktrin religi saja, namun mereka juga getol dalam memusuhi kaum muslimin lewat sarana politik. Iran misalnya, ia adalah salah satu Negara yang dikuasai oleh orang-orang Syiah Rafidhah.
Indonesia pun menjadi sasaran Syiah selanjutnya, dedengkot syiah di Indonesia juga getol untuk menyusup masuk kedalam ranah politik.
Adalah Jalaludin Rahmat, seorang Syiah sekaligus Dewan Perwakilan Rakyat ini mulai memberikan pernyataan-pernyataan yang bersifat tendensif dalam pembelaannya terhadap alirah sesat Syiah. Ia mengatakan bahwa saat ini regulasi kurang menolerir kebebasan beragama seperti adanya undang-undang penistaan agama. Legislator dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan ini berencana melahirkan sebuah undang-undang perlindungan untuk semua agama, sebagaimana dilansir TEMPO.CO.
Sebagai ulama dari kelompok sesat Syiah, kang Jalal -sapaan karib Jalaludin Rakhmat, mengaku akan membawa misi untuk melindungi kaum Syiah. Tidak hanya itu, kang Jalal juga akan membela kaum minoritas di parlemen seperti Ahmadiyah dan pemeluk agama Kristen. "Mereka memerlukan perlindungan dari undang-undang supaya tidak menjadi sasaran (tindakan) intoleransi," katanya saat ditemui di kompleks parlemen, Senayan, Rabu, 1 Oktober 2014.
Jalal yang mewakili daerah pemilihan Jawa Barat II Kabupaten Bandung-Kabupaten Bandung Barat ini mengatakan kasus intoleransi kerap terjadi. Seperti penutupan gereja-gereja, ibadah kaum Ahmadiyah yang diganggu dan kriminalisasi kelompok Syiah. Jalal mengaku akan ditugaskan partainya untuk duduk di komisi VII DPR yang mengurusi isu agama.
Dia mencontohkan penolakan Front Pembela Islam terhadap Basuki Tjahaja Purnama menjadi Gubernur DKI Jakarta adalah bagaimana rasisme dan agama menjadi alat politik untuk menjatuhkan seorang pejabat. Menurut dia, berdasarkan UUD 1945, konsep NKRI dan pancasila, setiap warga negara berhak memilih dan dipilih menjadi pemimpin. "Menjatuhkan seorang pejabat hanya karena alasam agama atau ras, menurut kami itu kemunduran besar," katanya. (NIsyi/Syiahindonesia.com)
************************
Ayo Gabung dengan Syiahindonesia.com Sekarang Juga!
0 komentar: